Ronotomo

Dia bucin, tapi bukan yang bego-bego banget, yang rela ribut demi idol.
          
          Secara, mereka kenal aja tidak sama dia.
          
          Suka sewajarnya saja, cukup.
          
          "Suamiku!" Nesta mendekap ponselnya. "Kamu tega, selingkuh dari aku. Sakit hatiiii." Monolog sendiri, wajar kalau Lusi sering sebut Nesta aneh.
          
          Viano yang ke dapur untuk isi air hangat ke tumblernya sendiri berjengit heran.
          
          "Santai, yah, kamu!" serunya dari belakang membuat Nesta terkejut.
          
          Nesta menoleh ke sumber suara. Tahu siapa yang datang, dia mencebik kesal. Buyar sudah lamunannya.
          
          "Bapak ada perlu sama saya?"
          
          Viano berdecih. "Coba kamu menyingkir." Telunjuknya gerak-gerak, sudah mirip usir ayam.
          
          Melipir, Nesta menjauh dari pandangan Viano.
          
          "Kalau udah beres satu kerjaan, kerjain yang lain. Jangan main hape, ini kantor!" lanjut marah-marah pas mengisi air panas.
          
          "Pak, kalau lagi deket air panas jangan ngomel, nanti kesiram." Berani Nesta membalas.
          
          Mitos begitu, mana mungkin Viano percaya.
          
          "Kamu kalau bos lagi ngomong jangan jawab!" Memelotot Viano di depan Nesta. "Miskin seumur hidup, tau kamu!"
          
          Link untuk baca lanjutannya, Kak
          
          https://my.w.tt/5qpAEfDhRab

Putihnyaawan

Hello Kak, salam kenal. Bila berkenan, baca cerita 'Cat and Boy', yuk :)
          Blurb:
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidiannya memandang lekat pemandangan danau yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jembatan, lalu terjun bebas ke bawah sana, danau yang deras akan air jernihnya.
          
          ♦♦♦     
          Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih♥  Https://www.wattpad.com/story/173217135 

kissaamy

*30 Hari Menuju Kematian*
          
          *Deskripsi:*
               Ini kisah FLORI ALTRIAN BASTARA selama 30 hari menuju kematiannya. Selama 30 hari itu ia terus mencari kebahagiaan yang patut ia kenang sebelum maut menjemputnya. Tapi apa yang ia dapat? Penyakitnya terus menyiksanya dan sakit hatinya yang tak mendapatkan kebahagian yang ia harap dan impikan. Tuhan masih berbaik hati kepadanya, tuhan masih memberikan 1 hari untuknya tetap bernafas. 1 hari itu ia merasakan kebahagiaan yang ia harap dan impikan, dengan waktu 3 jam itu ia terus merasakan kebahagiaan yang ia harap dan impikan itu benar benar terjadi.
          
          Ia sangat berterimakasih kepada tuhan atas waktu 3 jam yang tuhan berikan kepadanya. Setidaknya 3 jam itu bisa menutupi rasa sakitnya selama 13 tahun ia hidup di dunia ini.
          
          *Link:*
               https://my.w.tt/0dMEDP3k87