bakalangapapa

Matahari dalam diri mulai tenggelam tapi perkotaan diluar masih ramai, berlalu-lalang.
          	
          	Tidakkah mereka lelah? Tidakkah mereka butuh istirahat? Terus bekerja keras seperti itu apa tidak melelahkan? 
          	
          	Bagiku, terus-terusan bekerja adalah hal yang melelahkan meski bekerja dalam hal sekecil apapun, meski hanya sekedar "aku sungguh baik-baik saja" setiap hari. 

bakalangapapa

Matahari dalam diri mulai tenggelam tapi perkotaan diluar masih ramai, berlalu-lalang.
          
          Tidakkah mereka lelah? Tidakkah mereka butuh istirahat? Terus bekerja keras seperti itu apa tidak melelahkan? 
          
          Bagiku, terus-terusan bekerja adalah hal yang melelahkan meski bekerja dalam hal sekecil apapun, meski hanya sekedar "aku sungguh baik-baik saja" setiap hari. 

bakalangapapa

Ketika kamu berada diujung takut, gelisah, khawatir.. tak apa, memang tidak mudah mengatasinya pada saat itu juga, jadi, tak apa.. ingatlah semua akan berlalu, pelan-pelan.. tak perlu mengkhawatirkan apa-apa yang bukan bagianmu, biar semua berjalan sesuai yang seharusnya. Kamu, berusahalah yang terbaik dan jangan sampai sakit:)

bakalangapapa

Aku sempat berpikir panjang, begini, 
          
          Dunia ini seperti tak mengizinkan manusia untuk diam dalam kenyamanannya. Seperti kamu yang suka memandangi laut saat senja. Diam. 
          
          Dunia mengajakmu untuk terus berjalan. Mengambil langkah kedepan dan bukan kebelakang. Meninggalkan zona nyaman dan dunia bekerja sama dengan waktu. Seperti kamu yang dengan keinginanmu sendiri atau terpaksa untuk berjalan perlahan menjauh dari laut dan senja sebab telah malam.
          
          Kamu sedih, kamu kecewa dalam bayang takut besok tak akan lagi berjumpa dengan laut dan senja yang sama indahnya dengan yang tadi..
          
          Kemudian kamu melangkah, mendekat kepada kota. Hiruk pikuk terdengar, macet, polusi dan sebagainya. Oh, kamu membencinya. Dalam benak kamu mulai merindukan laut dan senja tapi percuma. Kamu melangkah kembali malam itu dengan rasa lelah, jalanan mulai sepi tersisa gedung perkantoran yang menjulang tinggi kelangit, jalan raya hanya menyisakan mobil berlalu lalang dalam jumlah yang sangat sedikit entah kemana yang lain. Kamu bosan, lelah dan letih tapi jika berhenti terlalu kosong disekitar dan kamu kembali takut.
          
          Dalam pikiran yang sering kali menerobos kemasa lalu kamu mengingat nasihat teman dekat, "lihatlah sekitar, istirahatlah bila lelah.." Lalu kamu mendongak dan menatap gedung-gedung yang jelas sebelumnya kamu anggap membosankan.
          
          Imajinasi dalam kepalamu mulai berjalan, diksi-diksi indah dalam pikiranmu mulai terbentuk. 
          
          Kota memang ramai dan membosankan tapi ketika kamu melihat kembali dan mencari hal baiknya pasti akan menemukan.
          
          Tanpa kota.. apa bisa kampung di rindukan? Apa bisa sepi di jadikan ketenangan? Apa bisa damai jadi kenangan? Dan pada beberapa manusia akan menganggapnya sebagai motivasi untuk cepat berproses dan pulang untuk segera memeluk ketenangan♡
          
          On ig: @bakalangapapa

bakalangapapa

Selasa, 9 Juli 24
          
          Aku takut.
          
          Takut kalau besok akan kembali terjatuh padahal sebelumnya aku belum pernah terjatuh. Aku hanya takut merasakan hal-hal yang menyakitkan. Aku terlalu buru-buru dalam menilai diri dan merasa teramat lemah. Jalan masih begitu panjang namun aku sudah memikirkan jurang mana yang akan berhasil kulewati, gua mana yang akan kumasuki. 
          
          Bila pada dimensi yang lain aku bertemu dengan diriku sendiri.. mungkin aku adalah manusia yang akan paling kubenci, dengan semua bayang menakutkan dunia yang menghantuinya dan tak pernah merasa bebas padahal tidak ada yang mengekangnya. Lemah. Payah. 
          
          Aku marah.

bakalangapapa

Kala itu aku sakit dan tersakiti. Pandangan orang berkata "kamu kan bukan anak kecil lagi, seharusnya lebih kuat dong!" 
          
          Aku hanya membalasnya dengan senyum tipis, menatap ujung sepatu, mengelus pundakku sendiri dengan pelan, berusaha mengatur nafas, sembunyikan semua resah.
          
          Ketika kupaksa diri untuk mengangkat kepala, jauh diujung sana kulihat anak kecil dengan pakaian compang-camping ternoda darah dan kaki pincang serta luka dimana-mana tersenyum begitu tegar atas apa dan siapa yang telah melukainya dengan begitu sadis..
          
          Benar.. tak perlu dewasa untuk menjadi kuat :) apapun yang terjadi, kita harus mau dipaksa untuk jadi lebih kuat. 
          
          Menerima.
          
          Sampai kapan..?
          
          Sampai jadi tulang..

bakalangapapa

Jum'at, 5 Juli 24
          
          Sedari kemarin diri ini bertanya-tanya, kapan duniaku akan merdeka? Kapan penjajahan ini akan berakhir? Kapan rasa lega akan terasa? 
          
          Aku tidak memiliki jawabannya. Aku sendiri tidak tau harus bagaimana menjawabnya. 
          
          Katanya sabar, katanya yang kuat dan tegar. Meski perang berkecamuk besar yang kumampu mungkin hanya diam. Mengeluh tiada beri arti banyak. Jalan keluar tak kunjung datang.
          
          Sampai kapan..? Sampai kapan?
          
          Sampai menjadi tulang:)

bakalangapapa

Rabu, 3 juli 24
          
          Hari ini aku berusaha keras menyusun kalimat, mengumpulkan ide-ide untuk tugas kelas akhir besok, yakni membuat teks pidato. Sudah terlalu lama tidak membuat kalimat rasanya teramat kaku, asing, aneh. Semua terasa kurang pas, alhasil banyak coretan dan kertaspun terbuang. Tapi aku harus yakin bahwa selama aku banyak berlatih dan terus mencoba suatu saat teks pidato itu akan berhasil terbuat.