bingkaikertas

Dear Nomor Absen Dua,
          	
          	Kemarin di bawah surya yang menyetrum kulit dengan sensasi hangat, pukul 10.25, kisah kita disekolah berakhir. Berakhir meski tak pernah ada kata mulai yang menjadi awalan.
          	
          	Perasaan masih memendam. Suara masih tercekat di tenggorokan. Rahasia terus-terusan terjaga. Aku masih tak berani bilang, jika ada sebuah suka tiga tahun lamanya.
          	
          	Disini saja, aku berani. 
          	
          	Jika dihadapanmu, kamu akan bertemu bungkam—ku saja.
          	
          	Untuk nama asli yang ku ubah dengan tangan bergetar menjadi Adlrafiq. Kini berbahagialah dengan bunga yang kau genggam. Aku sudah menyerah, semenjak kali pertama publikasimu tentangnya. 
          	
          	Tiga tahun berakhir. Abu-abu terkubur dewasa. Meski tak indah, terima kasih. Sebab, Abu-abuku ada kau.
          	
          	Sekali lagi, akhir. Akhir yang tak berawal.

bingkaikertas

Dear Nomor Absen Dua,
          
          Kemarin di bawah surya yang menyetrum kulit dengan sensasi hangat, pukul 10.25, kisah kita disekolah berakhir. Berakhir meski tak pernah ada kata mulai yang menjadi awalan.
          
          Perasaan masih memendam. Suara masih tercekat di tenggorokan. Rahasia terus-terusan terjaga. Aku masih tak berani bilang, jika ada sebuah suka tiga tahun lamanya.
          
          Disini saja, aku berani. 
          
          Jika dihadapanmu, kamu akan bertemu bungkam—ku saja.
          
          Untuk nama asli yang ku ubah dengan tangan bergetar menjadi Adlrafiq. Kini berbahagialah dengan bunga yang kau genggam. Aku sudah menyerah, semenjak kali pertama publikasimu tentangnya. 
          
          Tiga tahun berakhir. Abu-abu terkubur dewasa. Meski tak indah, terima kasih. Sebab, Abu-abuku ada kau.
          
          Sekali lagi, akhir. Akhir yang tak berawal.