Mega mendung menyambut hari.
Sang Baskara tertutup gumpalan abu sempurna di langit pagi, menurunkan kembali air-air yang telah menguap pasti. Hujan pun tak sendiri, ada anila yang menemani.
Kugerakkan tanganku menuju deraian air hujan yang jatuh. Membasahi telapak tanganku oleh air yang menolak 'tuk berhenti turun membasahi bumi. Teras keramik yang basah nan dingin menyambut pijakan kakiku di atasnya. Tak elak, dingin pun menyelimuti tubuhku yang hanya terbalut piyama.
Tuan dan puan, lebih memilih untuk melanjutkan tidur dan bersantai di bawah selimut. Ditemani secangkir teh hangat, atau hanya mie rebus untuk dinikmati.