Aku adalah penulis yang terlupa,
Terluka dalam lautan kata yang tiada suara,
Setiap helai kertas, tak pernah menyapa,
Hanya sepi yang berbisik, memeluk jiwa.
Pena yang dulu menari indah di tangan,
Kini kaku, mati, tanpa harapan,
Fikiran ini dibalut keresahan,
Mengapa tiada lagi tulisan yang terlukis di alam semesta?
Aku terperangkap dalam dunia sunyi,
Di mana mimpi dan realiti berselisih hari,
Setiap baris yang ku tulis, hampa tanpa erti,
Seakan dunia enggan menunggu lagi.
Dulu, kata-kataku melambung tinggi,
Menyentuh bintang, menggubah mimpi,
Namun kini, dalam bayang-bayang diri,
Hanya tinggal jejak-jejak ilusi.
Adakah aku terlalu ingin sempurna?
Hingga setiap titik menjadi tanda tanya,
Hingga setiap koma membawa derita,
Hingga akhirnya, aku kehilangan makna.
Aku meraba dalam gelapnya tinta,
Mencari cahaya, meskipun samar di ujung mata,
Namun cahayaku telah lama sirna,
Tenggelam dalam kegagalan yang tak terucap, tak terzahir.
Wahai kata-kata, di mana kalian bersembunyi?
Di sudut mana lagi harus ku cari?
Adakah lembaran ini pernah memberi erti,
Atau aku hanyalah penulis yang tersisih, takut berdiri?
Namun meskipun jatuh dalam kelam yang panjang,
Aku tahu, masih ada harapan yang terbang,
Mungkin esok, kata-kataku kembali bersenandung,
Dan aku akan menulis lagi, dalam cinta yang tenang.
Jaga dirimu, meski dunia tak peduli,
Kau adalah sinar dalam gelap yang tak terperi,
Hidup ini tak selalu mudah, tak selalu pasti,
Namun setiap detik adalah peluang untuk berdiri kembali.