Dandelions

Hai, Kak. 
          
          Singkat sebelum melanjutkan, aku minta maaf ya sudah mengotori wall nya. Kalau kakak terganggu bisa langsung hapus aja. 
          
          Btw, aku mau promosi ceritaku, Nih. Siapa tahu kakak minat sama genre transmigrasi misteri dan teka-teki. Kalau minat langsung cek DERUNA, ya. Udah up date sampai 27 chapter loh. 
          
          Yuk, Mari mampir dan ramaikan_^ kedatangan kakak aku nantikan, Hehe. 
          
          ↓
          
          https://www.wattpad.com/story/292491973?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=DiazList
          

Halo kak! Makasih dah vote ceritaku, it's a such a big support for me^^

Hai kak terimakasih ya sudah Vote dan memberikan dukungan keceritaku ^⁠_⁠^

Halo!
          Terima kasih sudah memberikan bintangmu pada salah satu ceritaku!
          Semoga harimu menyenangkan! ♡
          Jangan lupa minum air putih untuk menjaga kesehatan! ♡

Assalamualaikum kak...
          Mampir yuk, siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

Numpang promosi 
          
          https://my.w.tt/WjnmFesO2bb
          
          Update part 13
          
          
          
          ______ ___
          "Oke, oke. Lupain itu untuk sekarang. Gue punya cara lain." ujarnya terlihat percaya diri. "Lo tau? Ada yang pernah bilang ke gue, hati manusia itu kayak baterai. Adakalanya hati itu dayanya hampir habis, ada juga waktunya pas isinya penuh. Dan saat lagi sedih atau capek, hati manusia itu ibarat, baterainya kurang dari 30%. Gue tau satu cara gimana biar, baterai kita bisa cepet nambah, cuma beberapa menit, bahkan kurang dari lima menit, buat ngeredain sedih. Lo mau nggak?"
          
          
          Rinai melihat Theo dengan ragu, tapi entah kenapa jadi tertarik. Kayaknya Theo jago jadi sales. "Gi—gimana?"
          
          "Jawab dulu! mau nggak?"
          
          Setetes air matanya turun lagi, dengan bibir melengkung kebawah. Rinai mengangguk, "Mau."