demoisellejingga

Aku re publish yaa

demoisellejingga

@ dumpjingga_3  maaf bab nya ke acakkk
Reply

jeyyepotato

Halo Kak, mohon maaf sebelumnya jika pesan ini kurang berkenan atau dianggap mengganggu. Aku mau izin untuk promosi sedikit ya, Kak. Jika dirasa mengotori wall atau tidak sesuai, silakan dihapus saja, tidak apa apa ya kakk(^-^)
          
          Aku baru aja nulis cerita di Wattpad, dan seneng banget kalo Kakak berkenan mampir membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar, ya!
          
          Link cerita:
          https://www.wattpad.com/story/391151019?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=jeyyepotato
          
          Aku udah mampir ke cerita kakak kokk. Terima kasih banyak sebelumnya, Kak. Semoga harinya menyenangkan! (^з^)-☆

Lu_readmind

Permisi numpang promosi 
          —————————potongan singkat SINGLE FATHER NUMBER 225
          
          Davi sedang berusaha mengenakan kembali pakaiannya, dia terus mengumpat. Matahari belum muncul, aku menoleh pada jam dinding, masih jam tiga pagi ini terlalu pagi untuk berbenah.
          "Kam.." Suasana jadi sangat canggung. "Mmm..." Aku harus memulai dari mana? Davi terlihat marah dan terburu-buru aku tidak enak untuk menegurnya.
          Aku diam sejenak memperhatikan Davi yang terburu-buru. Aku menyelimuti tubuhku sambil bersandar di kasur. Aku menunggunya mengatakan sesuatu tapi dia seperti tidak mempedulikan keberadaanku "Davi," panggilku akhirnya.
          Dia menoleh lalu berjalan ke sebelahku untuk mengambil jam tangan dan handphone di nakas. Dia menarik nafas berat ketika mata kami bertemu pandang, caranya melihatku seperti orang putus asa. Aku masih menunggu reaksinya. "Jullie kita nggak pakai pengaman."
          "Iya.."
          Dia menelan ludah, menunduk sejenak, matanya memperlihatkan kegelisahan. "Jull. Maafin aku..."
          Tiba-tiba aku bisa membaca kemana arah pembicaraan kami. Semua yang dimulai dari maaf berakhir mengecewakan!
          "Ini salah banget! Aku harap kamu bisa ngelupain malam ini." Dia menatapku sungguh-sungguh.
          Aku tidak bereaksi.
          "Aku ingin kita sepakat bahwa tidak terjadi apapun di antara kita. Kita cuma menghabiskan malam bersama. Tidak ada rasa di antara kita, benar?"
          Aku menggigit bibir bawahku, menahan amarah dan air mata yang ingin kutumpahkan detik itu juga. Rasanya ingin berteriak untuk menjawab pertanyaannya tapi dia tidak butuh responku, dia menganggukan kepala singkat lalu berpamitan pergi.
          ———————kalo mulanjut bisa mampir https://www.wattpad.com/story/311846801-single-father-number-225

ameiranou

Halo hai, izin promosi ya:)
          Kalau berkenan, silahkan mampir♥️
          
          [18+]
          
          Selama hampir tiga tahun, Axel mencoba berdamai saat status duda tersemat padanya, juga menerima statusnya sebagai seorang ayah dari anak yang ibunya entah ke mana. Jangankan sang anak, Axel sendiri tidak tahu siapa ibu dari anaknya.
          
          Namun, tetap saja. Kebenaran itu harus ia sembunyikan, termasuk dari kekasihnya.
          
          Lantas, bagaimana jika rahasia itu tiba-tiba meledak bagai bom waktu pada saat yang tidak tepat?
          
          Masalahnya, bom itu meledak saat ia baru saja memulai kisahnya dengan sang kekasih.
          
          Axel membenci nasibnya, dan pada akhirnya rasa ketidaksukaan Axel pada sang anak mulai hadir.
          
          Kei, putrinya. Adalah sumber bahagia sekaligus lukanya.
          
          "Dari awal, kamu memang nggak pantes jadi ayah, Axel."
          
          →Kalau mau mutualan dan voteback langsung DM aku aja, ya. TIA❤️
          
          https://www.wattpad.com/story/311942783