dnalxpsk_

Alin, cewek dengan sejuta misteri yang selalu menganggap dirinya 'istimewa' bukan 'cacat' seperti kata kebanyakan orang selalu berhasil menutupi segala kekurangannya dari mereka yang bahkan belum mengetahui hal 'itu' dari Alin.
          
          Pintar dan pandai memanipulatif, seakan tidak ingin terus direndahkan, Alin memiliki seribu akal untuk tetap bisa mendapatkan apa yang dia inginkan meski dengan cara licik sekalipun.
          
          Namun siapa yang mengira bahwa pertemuannya dengan Jihan, satu-satunya cowok yang tahu tentang kelemahan Alin, mampu meruntuhkan pertahanan Alin untuk pertama kalinya bertekuk lutut dihadapan seseorang.
          
          Alin itu cerdas, tapi Jihan lebih jenius untuk Alin. Jika Alin bisa menyembunyikan seribu kebohongan untuk menutupi kekurangannya, maka Jihan bisa menguak sejuta kebohongan dalam diri Alin yang bahkan Alin sendiri tidak pernah menyadari dari dirinya.
          
          Siapa Jihan sebenarnya? Kenapa baru kali ini Alin merasa tersaingi oleh seseorang yang justru jauh lebih 'istimewa' dari dirinya?
          
          Note: tertarik dengan cerita ini?? Tertarik dengan blurb-nya? Yuk langsung mampir aja keceritaku ^^ 
          
          Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalau kamu suka ya!!! > - < 
          
          Terimakasih ^^
          
          https://www.wattpad.com/story/212422073
          

Dark_Peppermint-_-

Hai Kak, jika berkenan baca ceritaku yuk!
          
          ZeDio and Their Beloved Girl
          
          Cuplikan:
          
           "Hm, keliatannya enak." Tanpa permisi dan rasa malu, Dio menyeret walnut caramel mirror cake milik Nami. Gadis itu memekik, lalu berusaha menghalangi Dio yang ingin menyendok kuenya yang belum tersentuh.
          
          "Eh, punya gue itu."
          
          "Waktu gue seret tadi, ini udah jadi punya gue."
          
          Dio berhasil memasukkan sesendok ke dalam mulutnya, lalu menyerahkan sisanya pada Nami. Pipi gadis itu menggembung kesal, tapi malah dibalas dengan kekehan geli dari pemuda di depannya. "Sorry-sorry, gue cuma mau cicip-cicip doang." Dio menyendok kembali kue itu. Namun kali ini, ia mengarahkan sendoknya ke mulut Nami. "Aaa...."
          
          Desiran hangat mengaliri tubuh Nami aneh. Matanya membola dan otaknya berpikiran norak. Gue bakal makan dari sendok yang sama dengan Dio. Itu bekas... aaahhhhh....
          Kalau minum dari sedotan yang sama disebut ciuman tak langsung, lalu ini apa? Apakah sama? Nami meluber. "G gu gue makan s sendiri aja," cicitnya, lantas mengibaskan tangan lalu menunduk malu-malu.
          
          "Kok jadi malu-malu gitu sih?"
          
          "Siapa yang malu-malu!" hardik Nami tanpa sadar.
          
          Dio tersenyum miring dan sangat percaya diri. "Elo! Udahlah cepet, aaak."
          
          Nami meneguk ludah kasar. Ia memerhatikan sendok itu yang berada di depan mulutnya. Ia mau. Mau banget malah, tapi malu. Rasanya gengsi dan ya... namanya cewek 'kan harus jual mahal. Persetan dengan jual mahal. Hap. Nami melahap habis kue itu dengan pasti.
          
          https://www.wattpad.com/story/160035845