Rasanya perih—melihat orang-orang melintas di jembatan cinta yang megah,
sementara aku terpaku di tepinya,
bertanya dalam hati, "harus kupegang tangan siapa untuk menyebrang?"
Bukan karena aku enggan melangkah,
hanya saja aku ngeri menemukan seseorang
yang menggenggam erat di awal
namun melepaskanku di tengah perjalanan.
Maka biarkan aku duduk sejenak di sini,
menyandar pada angin yang lewat,
mendengar detak hatiku yang sedang belajar kuat
tanpa siapapun menenangkannya.
Toh, mencari laki-laki
yang mencinta setulus ayah
yang cintanya tak pernah goyah,
tak pernah setengah... adalah kemustahilan kecil yang sudah lama kupahami.
Dan mungkin… karena itulah aku masih di sini,
menunggu seseorang
yang tak hanya mengajakku menyebrang,
tapi memilih tinggal
meski jembatan itu retak sekalipun.
#makasibapak