dfemmefatale

Sudah dua puluh satu tahun umurmu. Menurutmu bagaimana rasanya diatur diusia tersebut. Pengeluaran hari-harimu, beli pakaian atau tidak? Makanan apa yang terlihat enak? Boleh memiliki peliharaan atau tidak? 
          	
          	Kau bekerja, tapi seolah hasil jerih payahmu hanya dilarikan ke tabungan. Mereka bicara soal masa depan. Dan kau memiliki rencanamu sendiri. Kau tidak ingin hidup juga berbagi kisah hidup dengan seorang lelaki mana pun. Kau ingin merawat seorang anak dari hasil adopsi. Kau telah memikirkannya dengan baik. Bahwa tak apa jika hidup sendiri di masa depan. Tapi mereka menilai bahwa hal itu tidak mungkin. Hidup sendiri dan merawat seorang anak adopsi itu tidak mungkin. Akan tetapi kau sudah matang dalam memikirkan konsekuensinya nanti, suatu saat. Kau siap menghadapi yang namanya kesepian. Kau siap menanggung bebanmu sendiri.
          	
          	Sedangkan sekarang, mereka mengatur seluruh pengeluaranmu. Apa yang kau beli dikatakan tidaklah penting, lalu mengapa? Apakah salah? Apakah tidak boleh? Kau bekerja untuk sebuah kebebasan. Bukan semata-mata kau hanya menghabiskan uangmu. Kau juga menabungnya dengan baik untuk masa depan. Bahkan lebih banyak dari yang kau sisihkan untuk membeli hal tak penting bagi mereka. Kenapa mereka menilai sangat rumit? Kenapa kamu tidak bisa mendapatkan hak dan kebebasanmu. Seharusnya mereka tidak menilai demikian. Seharusnya tidak membatasimu karena kau pasti tahu apa yang terbaik untukmu. Mereka hanya dipersilakan untuk memberi pendapat, bukan membatasi. 
          	
          	Cobalah berpikir positif pada dirimu sendiri. Mungkin mereka merasa jengkel. Mereka tidak bisa menikmati hal yang sama dengan yang kau nikmati. Mereka ingin, tapi mereka terlalu berhati-hati memikirkannya. Mereka merasa jengkel melihatmu menyia-nyiakan uang. Padahal hanya satu hal itu yang bisa membuatmu bahagia. Kau sedang mencari kebahagiaan lewat hasil jerih payahmu tapi kau tidak pernah lupa menyisihkan lebih banyak. Apakah itu salah?

dfemmefatale

Sudah dua puluh satu tahun umurmu. Menurutmu bagaimana rasanya diatur diusia tersebut. Pengeluaran hari-harimu, beli pakaian atau tidak? Makanan apa yang terlihat enak? Boleh memiliki peliharaan atau tidak? 
          
          Kau bekerja, tapi seolah hasil jerih payahmu hanya dilarikan ke tabungan. Mereka bicara soal masa depan. Dan kau memiliki rencanamu sendiri. Kau tidak ingin hidup juga berbagi kisah hidup dengan seorang lelaki mana pun. Kau ingin merawat seorang anak dari hasil adopsi. Kau telah memikirkannya dengan baik. Bahwa tak apa jika hidup sendiri di masa depan. Tapi mereka menilai bahwa hal itu tidak mungkin. Hidup sendiri dan merawat seorang anak adopsi itu tidak mungkin. Akan tetapi kau sudah matang dalam memikirkan konsekuensinya nanti, suatu saat. Kau siap menghadapi yang namanya kesepian. Kau siap menanggung bebanmu sendiri.
          
          Sedangkan sekarang, mereka mengatur seluruh pengeluaranmu. Apa yang kau beli dikatakan tidaklah penting, lalu mengapa? Apakah salah? Apakah tidak boleh? Kau bekerja untuk sebuah kebebasan. Bukan semata-mata kau hanya menghabiskan uangmu. Kau juga menabungnya dengan baik untuk masa depan. Bahkan lebih banyak dari yang kau sisihkan untuk membeli hal tak penting bagi mereka. Kenapa mereka menilai sangat rumit? Kenapa kamu tidak bisa mendapatkan hak dan kebebasanmu. Seharusnya mereka tidak menilai demikian. Seharusnya tidak membatasimu karena kau pasti tahu apa yang terbaik untukmu. Mereka hanya dipersilakan untuk memberi pendapat, bukan membatasi. 
          
          Cobalah berpikir positif pada dirimu sendiri. Mungkin mereka merasa jengkel. Mereka tidak bisa menikmati hal yang sama dengan yang kau nikmati. Mereka ingin, tapi mereka terlalu berhati-hati memikirkannya. Mereka merasa jengkel melihatmu menyia-nyiakan uang. Padahal hanya satu hal itu yang bisa membuatmu bahagia. Kau sedang mencari kebahagiaan lewat hasil jerih payahmu tapi kau tidak pernah lupa menyisihkan lebih banyak. Apakah itu salah?

dfemmefatale

Aku tidak bisa memaksakan seseorang untuk mengerti. Sebab mereka belum tentu pernah merasakannya. Tapi ketika ada sesuatu yang terasa begitu mengganjal, aku masih saja ingin memaki sekelilingku. Semua adalah pecundang, aku adalah pemenang. Bodoh. Ya, aku satu-satunya yang bodoh di sini. Ia pasti sedang tertawa bangga sekarang. Tersenyum senang melihat ketololanku.

dfemmefatale

Hai, ini malam yang suntuk ketika aku harus berhadapan dengan kompor dan sayur-sayuran lagi. Genap seminggu aku berada di sini. Aku melihat cukup banyak pelanggan, mereka menyantap pesanan mereka dengan baik. Ini pilihanku, pilihan untuk terlibat lagi dengan orang lain. Mereka memerintahku berlari ke sana dan ke mari. Sungguh, ini melelahkan. Seolah aku mendapati punggungku dihantam batu besar hingga berkali-kali. Aku pikir, aku akan segera angkat kaki dari sini. Kesibukan ini mengusik seluruh hidupku, juga jam tidurku.
          
          Aku beberapa kali memekik lewat bantuan bantal. Rasanya aku ingin sendiri. Tahukah? Hari-hariku semakin berat. Seakan matahari ada di atas puncak kepalaku. Seakan air tak kan lagi dapat kutemukan. Seakan kedua orang tuaku hanya tersenyum di depan sana tanpa mampu kuraih.
          
          Aku ingin mengatakan kebenarannya sejak lama. Bahwa aku lelah. Aku ingin menyerah. Aku ingin duduk atau bahkan terbaring saja di sini. Tapi kenapa orang-orang terus memaksaku untuk menyingkap jendela, membiarkan cahaya memasuki ruanganku. Apa kalian tidak tahu? Aku benar-benar lelah. Aku ingin tidur. Aku, aku, aku ingin ini diakhiri.
          
          Aku butuh tidur. Empat jam tak cukup bagiku untuk memejamkan mata. Aku ingin lebih.

JEON-AYA

halo halo kak! akhirnya setelah ngestalk kemana" nemu juga second acc nya kaka whehe ┐(´∀`)┌
          ini first acc nya dari @lejinndary itu kak, inget ga? hehehe:3

dfemmefatale

@ JEON-AYA  haluu astaga ada yang menemukanku lagii (ノ≧∀≦)ノ persembunyianku gagal awkwk. Inget kokkk. Sudah tidak asing lagi hehehew
Reply