dhnaf0

Sayang dibuang
          	Sedikit cuplikan -tangled heart bab 6-
          	
          	Hinata langsung merapat ke sisi Naruto, menggamit lengannya erat dengan antusiasme berlebihan. "Bayangkan kalau kita tersesat!" serunya dramatis, lalu terkikik. "Seperti di film Kaho Naa... Pyaar Hai! Seru, kan?"
          	
          	Naruto tidak segera merespons, hanya melirik sekilas sebelum kembali menatap jalan di depan. "Film apa itu?"
          	
          	Hinata mengerjap, nyaris tersedak udara. "Serius? Paman tidak tahu? Itu film romantis legendaris!"
          	
          	Naruto tetap acuh. "Dan?"
          	
          	Hinata mendengus, berusaha menahan diri agar tidak menjitak kepalanya sendiri. "Tokohnya terdampar di pulau, lalu jatuh cinta!" Ia mendekat sedikit, suaranya melunak. "Gimana kalau kita juga—"
          	
          	"Tidak."
          	
          	Hinata mengerjap. "Hah?"
          	
          	Naruto menarik lengannya dengan santai, memasukkan tangan ke dalam saku tanpa tergesa. "Aku tidak tertarik tersesat denganmu, apalagi seperti di film."
          	
          	Hinata menatapnya dengan ekspresi tidak percaya. Seolah skenario indah dalam kepalanya baru saja dihancurkan tanpa belas kasihan. "Paman ini membosankan sekali!"
          	
          	Alih-alih menanggapi, Naruto hanya berjalan lebih dulu, seakan topik itu tidak layak dipikirkan lebih lanjut.
          	
          	Hinata buru-buru mengejar, wajahnya ditekuk. "Paman benar-benar tidak punya jiwa romantis, ya!?"
          	
          	

AdeliaRahayu7

@ dhnaf0  iya nggak apa" kak semangat terus yah
Reply

AdeliaRahayu7

@ dhnaf0  hah padahal berharap Tangled up, tapi yah sudah kalau menurut Author ini yg terbaik hanya bisa pasrah
Reply

dhnaf0

@ AdeliaRahayu7  sama loh kak, aku suka sama karakter mereka selain dicerita pertamaku yang mwl. Tapi, aku baru sadar mungkin agak kelewat batas jadi perlu pinter-pinter bikin cerita agar bisa dibaca.
          
          Sangat sayang kalau berhenti, jadi aku milih buat revisi dan entah bakal ku up di wp atau memang harus di kk. 
          
          Maafnya kak, mengecewakanmu^⁠_⁠^

dhnaf0

Sayang dibuang
          Sedikit cuplikan -tangled heart bab 6-
          
          Hinata langsung merapat ke sisi Naruto, menggamit lengannya erat dengan antusiasme berlebihan. "Bayangkan kalau kita tersesat!" serunya dramatis, lalu terkikik. "Seperti di film Kaho Naa... Pyaar Hai! Seru, kan?"
          
          Naruto tidak segera merespons, hanya melirik sekilas sebelum kembali menatap jalan di depan. "Film apa itu?"
          
          Hinata mengerjap, nyaris tersedak udara. "Serius? Paman tidak tahu? Itu film romantis legendaris!"
          
          Naruto tetap acuh. "Dan?"
          
          Hinata mendengus, berusaha menahan diri agar tidak menjitak kepalanya sendiri. "Tokohnya terdampar di pulau, lalu jatuh cinta!" Ia mendekat sedikit, suaranya melunak. "Gimana kalau kita juga—"
          
          "Tidak."
          
          Hinata mengerjap. "Hah?"
          
          Naruto menarik lengannya dengan santai, memasukkan tangan ke dalam saku tanpa tergesa. "Aku tidak tertarik tersesat denganmu, apalagi seperti di film."
          
          Hinata menatapnya dengan ekspresi tidak percaya. Seolah skenario indah dalam kepalanya baru saja dihancurkan tanpa belas kasihan. "Paman ini membosankan sekali!"
          
          Alih-alih menanggapi, Naruto hanya berjalan lebih dulu, seakan topik itu tidak layak dipikirkan lebih lanjut.
          
          Hinata buru-buru mengejar, wajahnya ditekuk. "Paman benar-benar tidak punya jiwa romantis, ya!?"
          
          

AdeliaRahayu7

@ dhnaf0  iya nggak apa" kak semangat terus yah
Reply

AdeliaRahayu7

@ dhnaf0  hah padahal berharap Tangled up, tapi yah sudah kalau menurut Author ini yg terbaik hanya bisa pasrah
Reply

dhnaf0

Karya ku yang berjudul 
          You Are Mine (end) dan juga Tangled Hearts (on going) aku tarik. (Nada bahagia)
          
          Isi cerita memang agak gimana gitu yah, mungkin ada beberapa yang merasa geli dan aneh mengingat status NaruHina dan juga seperti apa interaksi keduanya diceritaku itu. Jadi ku putuskan untuk kuhapus. (Sedikit menghela napas)
          
          Kedua nya tidak ada adegan apa bahasa nya??? Belah duren? Hah entahlah intinya itu lah. (Kepala berkunang-kunang)
          
          Menurutku aku biasa aja bacanya, belum tentu kalian merasakan seperti apa yang kupikirkan. (Alis naik satu)
          
          Kedua cerita itu murni hadir hanya untuk hiburan tanpa ada sangkut paut tentang??? Apa toh bahasanya? Untuk dijadikan pelajaran???
          
          Intinya TIDAK!!! (Berteriak)
          
          Sepertinya ada beberapa pengikutku atau yang baca isi karyaku menganggap, aku bikin cerita yang tidak melewati batas/ melenceng atau hal buruk lainnya. (Sedikit percaya diri)
          
          Tenyata bikin cerita R:M yang begitu, untuk menarik pembaca dan yap, sesuai dugaan vote yang kudapat yah walaupun tidak melebihi 30 vote. Tapi diatas 25 vote. (Mulut terbuka huruf o lebar)
          
          Sesuatu kemajuan atau kesenangan, cerita tanpa melibatkan batinku atau menguras emosi dan letih malah mendapatkan vote yang lumayan (versiku).
          
          Tapi giliran, kusebut deh cerita yang sangat menguras rasa gundah beserta rasa ngga genah yaitu Secrets And Sacrifices!!! (Penuh penekanan)
          
          Itu salah satu cerita berarti untukku dimana isinya sebagian dari pengalaman dan alam mimpi kok lah yoh yang kudapat vote yang mengkas-mengkis. (Nada pasrah).
          
          ............
          

AdeliaRahayu7

@ dhnaf0  up di karyakasa kah ?
Reply

dhnaf0

@ Candycandypoppp ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ
Reply

dhnaf0

@ AdeliaRahayu7  tangled hearts, aku suka sama karakter keduanya kak. Kalau dilanjut atau diup lagi kayanya aku ngga bakal up disini.
            
            Umur mereka itu berjarak jauh ditambah dengan status yang rumit. Maunya sih nantinya bakal lewat platform berbayar.
            
            Buat menjaga pembaca dibawah umur.
Reply

dhnaf0

~DI BALIK TEMBOK ITU~
          
          Awalnya, aku hanya menganggapmu sebagai murid baru.
          
          Seseorang yang tiba-tiba ada, menempati ruangan di sebelahku, melangkah melewati lorong yang sama. Tidak ada yang istimewa. Tapi entah sejak kapan, aku mulai mengenali suaramu bahkan saat terhalang tembok. Lantang, jelas, dan tanpa kusadari, selalu kutunggu.
          
          Aku berdiri di samping pohon mangga, ujung jariku menyentuh daun yang melambai pelan. Bibirku bergerak tanpa suara.
          
          "Kenapa aku gelisah?"
          
          Langkahmu, postur punggungmu dari kejauhan, semuanya terekam jelas dalam ingatanku. Aku mulai mencari bayanganmu, memperhatikan tanpa berani menyapa. Lalu tiba-tiba… kau menghilang.
          
          Aku menatap langit malam, bintang-bintang terasa lebih jauh dari biasanya. Dada ini sesak. Kau baru saja datang, apakah kau akan pergi lagi? Kenapa aku merasa marah pada sesuatu yang bahkan bukan milikku?
          
          Berhari-hari aku menunggu. Aku berdiri di tempat yang sama, mendengarkan suara-suara yang datang dari ruanganmu, berharap menemukan nada yang kucari. Tapi tidak ada.
          
          Saat aku akhirnya menyerah, memutuskan untuk mengubur perasaan ini sebelum tumbuh lebih jauh, kau kembali.
          
          Berdiri di depan ruanganmu, menatap lurus ke arahku.
          
          Aku terpaku. Seharusnya aku membuang muka, seperti biasanya. Tapi kali ini, aku memilih untuk tidak lari.
          
          Sudut bibirku bergetar. Aku ingin tersenyum. Ada rasa lega yang membuncah, seakan semuanya baik-baik saja hanya karena melihatmu lagi.
          
          Tapi inilah aku, hanya berdiri di tempat yang sama. Hanya menatap dari kejauhan.
          
          Aku tidak pernah mengatakannya. Tidak pernah berani melangkah lebih jauh. Aku memilih diam, membiarkan perasaan ini menjadi rahasia yang hanya aku dan tembok di antara kita yang tahu.
          
          Dan kini, bertahun-tahun kemudian, aku hanya bisa menuliskan kisah ini sebagai kenangan.
          
          Bukan cerita fiksi.
          
          Tapi kisah nyata dari hidupku.
          
          [Naf]

dhnaf0

@ dhnaf0  setiap mendekati (menyambut) bulan suci yang penuh berkah, entah kenapa hati mungilku, memperondak perasaan yang telah lama membelenggu hampir sepuluh taun lamanya ini!?
             #tutorlepashempasmasalampau
Reply

dhnaf0

"Aku tidak lagi menunggu, tapi aku juga tidak bisa benar-benar melepaskan. Setiap langkah yang kuambil membawaku ke depan, namun bayangan masa lalu tetap berjalan di sampingku. Kenangan tentangnya bukan sesuatu yang bisa kuhapus begitu saja, bukan sesuatu yang bisa kulepaskan tanpa meninggalkan jejak di hatiku. Aku hidup, aku melangkah, tapi sebagian dari diriku masih tertinggal di tempat di mana kami pernah bersama."
          
          https://www.wattpad.com/story/388144602?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading&wp_page=reading&wp_uname=dhnaf0
          
          Bab akhir!
          Apa ini sad end ?
          Tidak kan?

dhnaf0

Langkahnya memasuki kamar hotel yang hanya diterangi cahaya lampu temaram. Aroma anggur merah bercampur dengan parfum maskulin memenuhi udara. Di kursi dekat jendela, pria itu duduk dengan kemeja sedikit terbuka, memperlihatkan kulit kecokelatannya.
          
          Tatapannya tajam, menelusuri setiap inci tubuh yang kini berdiri di hadapannya. "Terlambat sepuluh menit," gumamnya, suara beratnya terdengar datar, tapi penuh tuntutan.
          
          Tidak ada jawaban, hanya senyum miring yang menghiasi bibir. Mantel dilepas perlahan, jatuh begitu saja ke lantai, memperlihatkan gaun hitam pendek yang membungkus lekuk tubuh dengan sempurna. Setiap langkah yang diambil penuh perhitungan—sengaja lambat, menggoda, membuat pria itu bersandar lebih dalam ke kursinya, jemarinya menekan kuat lengan kursi.
          
          "Tidak sabar?" bisikan itu begitu dekat, nyaris menyentuh telinga pria itu.
          
          Tanpa sepatah kata, tangan pria itu bergerak, meraih pinggulnya dan menariknya ke pangkuan.
          
          Napasnya hangat, membelai kulit leher pria itu sebelum berbisik, "Aturan pertama, aku yang memegang kendali."
          
          Tawa kecil terdengar, jemari pria itu naik, menelusuri punggung telanjang yang terekspos. "Kita lihat siapa yang tunduk duluan."
          
          
          Hanya cerpen!

dhnaf0

“Hinata!” seru Naruto, tapi Hinata hanya mendengus dan melangkah cepat, tak menghiraukan.
          
          Naruto menatapnya sejenak. “Gara-gara hal kecil seperti itu, kamu bisa tersinggung?”
          
          Hinata tetap diam, semakin mendongkol. Tanpa berpikir, Naruto mendekat, melemparkan botol kosong ke arah Hinata.
          
          Plak! Hinata terkejut, menoleh dengan tatapan tajam. “Naruto!” teriaknya, wajahnya merah padam.
          
          Naruto bersiul santai, tangan masuk ke dalam saku jaket. “Ups, maaf. Kamu berjalan terlalu pelan, jadi aku pikir kamu butuh sedikit dorongan,” ujarnya sembari tersenyum.
          
          Hinata tetap melangkah cepat, tidak peduli dengan kata-kata Naruto. Namun, tiba-tiba, ia tersenyum miring, melihat sesuatu yang menarik di tanah. Dengan cepat, ia meraihnya, lalu menghampiri Naruto dengan senyum penuh tantangan.
          
          “Dekatlah, Naruto,” kata Hinata manis.
          
          Naruto, yang khawatir, mengangkat tangannya dan menyentuh dahi Hinata. “Kamu baik-baik saja? Jangan bilang otakmu bergerak gara-gara botol itu,” ujarnya cemas.
          
          Hinata hanya tersenyum lebar. “Dekatlah sedikit, Naruto.”
          
          Ragu, Naruto mendekat, wajah mereka hampir sejajar. Tanpa diduga, Hinata dengan cepat mengecup bibirnya.
          
          Naruto terkejut, mulutnya terbuka sedikit. “H-Hinata...?” katanya terbata-bata.
          
          Hinata tetap tersenyum. “Tutup mata, Naruto,” bisiknya lembut.
          
          Naruto yang bingung, akhirnya menutup matanya. Jantungnya berdebar, menunggu apa yang akan terjadi.
          
          Namun, yang ia rasakan bukan ciuman manis. Sesuatu yang basah dan kasar menempel di bibirnya, membuatnya langsung terkejut.
          
          Teriakan Hinata terdengar di kejauhan. “Naruto!!!” Suara itu semakin menjauh, dan Hinata berlari pergi.
          
          Naruto membuka matanya perlahan, menatap ke bawah. Wajahnya berubah pucat, matanya membulat. “KECOA?!” teriaknya panik. “HINATAAAAA!”

dhnaf0

@ SitiAsmaq  cuman cerpen singkat dan ngga ada niatan untuk dijadikan fiksi(。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。)
Reply

Nao_Vermillion

Cinta ibarat hujan gerimis yang jatuh secara ritmis menyentuh siapa saja.
          Cinta juga ibarat badai yang datangnya dapat meluluhlantakkan apa saja.
          
          Halo, kami mengundang kamu dalam love letter event NaruHina (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)
          
          Berikut undangan untuk kamu.
          https://bit.ly/LoveLetter_Invitation
          
          Jika kamu tertarik bergabung dalam event ini bersama kami, 
          jangan lupa download stiker event di sini untuk cover cerita kamu. Arigatou (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
          https://bit.ly/LoveLetterSticker
          
          Salam,
          Nao