dipabahteraa

Hai gais, because you udah up nih. Bantu vote+komen yah. Lafyuu 

RestiatulFitriah

Mampirrr 
          
          Judul : Dalam Diam
          Penulis : Restiatul Fitriah
          Genre : Komedi Romance
          Status : Slow update
          Link : https://my.w.tt/hDv06hgaP7
          
          "Ada apa?" bingung Sri menatap kedua bola mata hitam Devid. Beberapa rambut hitamnya yang sedikit basah oleh ulah Acha membuat kegantengan Devid menambah.
          
          Acha sibuk memainkan air sungai tak menghiraukan Devid yang mulai mengeluarkan rayuan tingkat pasaran.
          
          "Ada mata bidadari yang lagi natap," seru Devid diakhiri tawa nyaringnya.
          
          Sri yang merasa dijaili mengulum senyum menahan malu menunduk. "Bisa aja, nih," gerutu Sri menutupi mulutnya.
          
          "Bisa, asalkan gak tepos kayak si Changcuters, noh!" bisik Devid menunjuk Acha dengan dagunya.
          
          Kedua kalinya Sri dibuat tertawa oleh Devid yang baru dikenal beberapa menit itu.
          
          "Heh! Gua dengar, ya! Kagak budek!" ketus Acha mendelik sebal. 
          
          "Sri, tepos itu pilihan makanya kamu harus bohay, ya," pesan Devid menatap Sri dengan mata manjanya.
          
          "Devid, kucrut ...!!" teriak Acha murka menjambak rambut Devid kasar.
          
          Sri bisa hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua, sampai Yogi yang tiba-tiba datang langsung menjewer telinga keduanya.
          
          "Udah sore! Mau om hanyutin ke sungai, hah?" teriak Yogi pura-pura emosi.
          
          "A—adduh! Om .... Ampun," ringis kedunya.
          
          "Sri! Bawa airnya cepat."
          
          "Muhun, Kang." Sri pun cepat mengisi dengan air lalu dibawalah kedua ember itu.
          
          "Wadidaw tenaganya kuat, ya, Om, dua sekaligus, bohay ...," ucap Devid takjub.
          
          "Harus .... Sri namanya juga!" 
          
          "Kata siapa, Acha tepos, Om?!" tanya Devid terkikik.
          
          Acha bersungut entah bergumam apa diam-diam.
          
          "Sudah! Pulang, tuh itik lebih bohay, Dev," ajak Yogi melepas jeweran mereka.
          
          "Masa itik, Om!" tukas Devid.
          
          "Berisik! Bohay, bohay! Bodoamatlah!" sela Acha berlari menyusul Sri.
          
          "Hahaha, biasa, Om. Efek tepos," bisik Devid.
          
          "Hahaha!" Tawa mereka lepas.
          
          Next? Komen, dungs