Aku harus berdiri melebihi hasrat hati,
Harus ku abaikan perasaan yang kuat dibelenggu ini,
Air mata luka ku biar terhapus dengan sendiri,
Melalui harapan semoga sinar cinta kembali lagi di kemudian hari.
Mataku kini suram tiada bercahaya,
Tidak ku hirau bengkak di pelupuk mata,
Bahkan tiada ku pinta kepercayaan ini hilang,
Dikala ingin menagih kasih dan sayang.
Berhari-hari kah aku makan hati bersulamkan jantung,
Tidak, hanya menongkah kasih sementara semasa duka,
Ku hantar jawapan, namun hati bagaikan menghalang,
Mengapa tidak kau iyakan sahaja segala duka dan lara.
Setiap manusia takkan terlepas dengan ujian,
Mengapa rasa ini bagaikan dalam dan tiada balutan,
Daku percaya malang ini sejengkal cuma,
Dari mereka yang tiada segalanya untuk bahagia.
Haruskah ku korbankan jiwa dan raga,
Sedangkan yang tinggal hanya alasan untuk bahagia,
Sayang yang tersisa terus menerus ku jadikan harapan,
Ego ku buang dan benci ku lemparkan agar tiada sesalan.
Damailah jiwa tenanglah dikau di sana.
Rintihan yang sarat di hatimu biarkanlah ia berlalu,
Lepaskan memori itu pergi bersama segala duka,
Kelak muncul pelangi setelah terpadamnya derita itu.