ekhaantary

Jerniatisilalahi_

"Pintu ini akan membawa kita ke wilayah atas Azalea. Hutan Hitam. Tempat berlangsungnya turnamen."
          
          Elis menarik nafas dalam-dalam. Senyumnya melebar. Tangannya menggenggam belati erat. Jantungnya berdegup kencang, bertalu-talu. 
          
          Didepannya pintu akan terbuka dan nyawanya akan menjadi taruhan. Dari sini tidak dapat dipastikan apakah ia akan selamat atau binasa—chapter 21
          
          Choice your class! Are you Griffin or Hippo? I waiting you Vinicius in Elis Maxwell : Turnamen Letopeia. 
          
          
          https://www.wattpad.com/story/245425716?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Jerniati_silalahi2&wp_originator=sk0gS5ZyF3kZBhGVO%2BBc1BWH74L4h6txvdsc%2F1eEz%2Fi%2BChABOpYALfRcaTldDrWWMc8XjoKj9zBefa7JYBAipsBuaZPTU151kT8dgGy7qyg4TrTUfrkpGrmvfRqlwqrR

tin_lovatin

Maaf, @erikadianawati saya izin rekomendasikan karya saya. Mari baca. Jangan lupa like, comment (kita seru-seruan) dan follow, ya. 
          
          
          Namaku Bella Kasih, sering dipanggil Kasih. Aku sedang menyusun skripsi. Kukira skripsiku akan berjalan lancar setelah Ibu menjodohkanku dengan anak dari kenalannya, yang ternyata adalah dosen pembimbing skripsiku. Pak Kaizar, namanya. Dia … duren. Maksudku, duda keren. Hmm.
          
          Siapa nyana, skripsiku bukannya lancar, tapi malah jadi kacau! Si “Duren” itu mengganti judul skripsiku, di mana aku harus merombaknya dari awal. Bagaimana aku tak stres? Halo … yang akan kuhadapi ini adalah siswa SMA yang nakal, Sister! Sis-wa na-kal! PTBK, lagi. Ingin  aku mencakar wajah dan memaki-maki si “Duren” itu! Eh, bukan “Duren” lagi aku menyebutnya, tapi kuubah sebutannya jadi “Dusek” alias “Duda resek”! 
          
          Skripsiku makin kacau setelah aku berurusan dengan salah seorang siswa yang menjadi subjek penelitianku. Kaelan Dofiri, namanya. Anak kelas dua IPS, usia 17 tahun (Pernah nggak naik kelas, sih, dianya). 
          
          Aku tak tahu apa salahku hingga harus berurusan dengan si “Anak nakal” itu. Sebutan lain yang kusematkan untuknya adalah si “Telinga Caplang”. Aneh? Memang. Kata orang, kalau telinganya caplang itu berarti pintar. Nah, ini si “Anak nakal” di mana letak pintarnya, sih? Pintar ngerusuh, sih, iya.
          
          Setelah kulewati, ada satu hal yang baru kusadari, bahwa ....
          Aku,
          Pak Kaizar,
          Kaelan,
          Skripsiku,
          Ternyata saling berhubungan.
          
          
          
          X: “Aku mohon, ampuni aku. Aku yang salah. Aku udah hancurin semuanya.”
          
          Kasih: “Nggak perlu meminta ampun. Nggak ada yang salah. Kamu nggak salah. Kisah ini tak pernah salah. Anggap saja sekarang kita sedang konseling, di mana aku adalah konselor dan kamu kliennya. Klienku. Seorang klien tak pernah salah di mata seorang konselor, bukan?”
          
          
          
          https://www.wattpad.com/1275755813-ktps-kasih-tak-pernah-salah-%F0%9F%93%93deskripsi-cerita
          
          

cakeawayyy

hai! terimakasih banyak untuk supportnya di die in 7 days, that's really means a lot for me :) I hope you enjoy it and have a great day ❤️

erikadianawati

@ cakeawayyy  terimakasih kembali juga kok kak. But,, sorry aku telat bales tapi yang pasti sukses terus buat cerita²nya kakak. Pokoknya yang terbaik!
Reply

Ayumi_sarah

angelicatiara

Terima kasih sudah mampir dan sempat memberi bintang di Pluviophile. Semoga betah dan bisa jadi sarana baca yang menyenangkan buat kamu^^
          
          Salam literasi✨❤

angelicatiara

@erikadianawati hihii! Aku suka menyapa dan berteman dengan siapapun kok, senang bisa kenal kamu ^^
Reply

erikadianawati

@ angelicatiara  wahh,, aku gak ngira kalo kakak bakalan komen disini! Seneng banget. Sama - sama dan terimakasih kembali juga kak. Aku suka sama cerita kakak yang tentang hujan itu. Sukses terus kak!
Reply