"Kamu pengecut, Galen. Kamu serang orang yang kekuatannya ada di bawah kamu. Kamu bukan cuma jadi pengecut kalo berpikir berantem itu bisa menyelesaikan masalah, kamu juga bodoh."
Galen pernah dimarahi oleh Galuh, tapi ia tidak pernah mendengar kata-kata sejenis itu keluar dari bibir Galuh. Nada bicaranya sudah tidak ramah lagi, Galen juga yakin kalau raut wajah ayahnya sudah menyeramkan jika ia mendongak menatapnya. Terbiasa dibanggakan membuat Galen tak terbiasa dengan situasi seperti ini. Tangan Galen tanpa sadar mengepal, indra penglihatan Galen mulai berbayang. Apakah ayah sekecewa itu padanya?
https://www.wattpad.com/1360381143