flc_writers

*Pengumuman MMW telah tiba!*
          	
          	Setelah kami melakukan penilaian yang begitu rumit, ini dia para juara di MMW bulan Januari 2025! 
          	
          	Juara 1: @anomaliez dengan perolehan nilai 44 poin.
          	
          	Juara 2: @Chimonachie dengan perolehan nilai 43 poin.
          	
          	Juara 3: @WtnbeRin dengan perolehan nilai 41 poin.
          	
          	Untuk yang tidak tersebut, jangan terlalu berkecil hati. Naskah kalian keren-keren, ditunggu partisipasinya lagi bulan depan!
          	
          	Berkaitan dengan hadiah pulsa Juara 1 bisa konfirmasi ke admin Wattpad di nomor 081918580575 (Baim).
          	
          	Oh! Jangan lupakan e-sertifikatnya, ya! 
          	
          	Tautan: 
          	
          	https://bit.ly/MMWJanuari2025
          	
          	Demikian Minggu Mini in Wall bulan ini kami akhiri. Terima kasih kepada semua partisipan juga karya-karya hebatnya! 
          	
          	Sampai jumpa di MMW Februari! 

flc_writers

*Pengumuman MMW telah tiba!*
          
          Setelah kami melakukan penilaian yang begitu rumit, ini dia para juara di MMW bulan Januari 2025! 
          
          Juara 1: @anomaliez dengan perolehan nilai 44 poin.
          
          Juara 2: @Chimonachie dengan perolehan nilai 43 poin.
          
          Juara 3: @WtnbeRin dengan perolehan nilai 41 poin.
          
          Untuk yang tidak tersebut, jangan terlalu berkecil hati. Naskah kalian keren-keren, ditunggu partisipasinya lagi bulan depan!
          
          Berkaitan dengan hadiah pulsa Juara 1 bisa konfirmasi ke admin Wattpad di nomor 081918580575 (Baim).
          
          Oh! Jangan lupakan e-sertifikatnya, ya! 
          
          Tautan: 
          
          https://bit.ly/MMWJanuari2025
          
          Demikian Minggu Mini in Wall bulan ini kami akhiri. Terima kasih kepada semua partisipan juga karya-karya hebatnya! 
          
          Sampai jumpa di MMW Februari! 

cindi_cr

Penulis: Cindy CR
          Pantulan ekor ikan di cermin jodoh - Supernatural - fantasi - non manusia - benang merah 
          
          Hal pertama yang harus dilakukan untuk melihat benang merah takdir adalah bangun ditengah malam buta. Kurasa ini adalah ide yang buruk karena besok aku harus berhadapan dengan ujian. Namun rasa penasaran lebih besar dari nilai. Aku penasaran kenapa sampai umur ke-20, diriku ini belum mendapat pacar sama sekali. 
          
          "Ada cermin, lilin, korek api, dan jarum, semuanya lengkap," gumamku. 
          
          Aku mulai dengan mematikan saklar listrik di dalam kamar, setelah penerangan padam aku mulai menyalakan lilin di depan cermin. Entah kenapa aku jadi mengingat cerita horor tentang hantu yang muncul di depan cermin. 
          
          "Kenapa jadi merinding ya?" 
          
          Aku mengusap tengkuk leherku, meski begitu aku tetap melanjutkan ritual aneh dari internet ini. Jarum aku tusukkan ke jari, darah mulai keluar dan aku teteskan ke lilin yang menyala. Dari blog yang aku baca, agar lebih berhasil aku harus menutup mata dan mengucapkan kalimat, "Benang merah takdir, tunjukkanlah padaku siapakah yang akan menjadi jodohku!" 
          
          

cindi_cr

@ cindi_cr  Perlahan aku membuka mata, awalnya sangat buram, namun lama-kelamaan menjadi jelas. Tapi aku tak melihat apapun di depan cermin, hanya ada pantulan diriku sendiri. 
            
            "Dasar! Aku sudah ditipu," umpatku kesal. 
            
            Tak beberapa lama kemudian, sesuatu terjadi. Di depan mataku sendiri lilin yang aku nyalakan tadi mengeluarkan asap merah. Asap itu menutupi cermin, secara perlahan memantulkan bayangan seseorang yang berada di dalam air. 
            
            Tiba-tiba seutas tali melingkar di jari manisku, tali itu mengarah pada cermin, orang yang berada di dalam air itu juga memilikinya. Dia kebingungan lalu menoleh ke arah cermin dan menatapku. Wajahnya seperti manusia, tapi bisa bernafas di dalam air. Ia tersenyum padaku yang ketakutan. 
            
            "Ibu!!!" Teriakku. 
            
            Terakhir kali yang aku lihat di dalam cermin sebelum lampu kamarku di nyalakan adalah ekor ikan yang sangat besar dan cantik. 
            
            298 kata
Reply

William_Most

Penulis: William_Most
          [Bunga Senduro - Supernatural - Historical - Musim Dingin - Benang Merah]
          
          Bau belerang menusuk penghidu, bunga-bunga berhenti tumbuh di tepi jurang, hanya ada lumut kerak dan rerumputan. Salju yang memenuhi daratan mulai meleleh, waktuku tidak banyak.
          
          Kulihat benang merah di jari kelingking terbentang hingga ke kawah gunung, di dalam lava jingga menyala ada sesuatu yang terhubung denganku.
          
          "Hei, bangunlah! Aku di sini!" seruku.
          
          Dari cairan lava yang panas, sesosok siluet berwujud manusia termanifestasi. Manusia itu tampak berperawakan pria paruh baya, mengenakan baju daerah yang tipis dan semacam kain penutup leher, ada tanjak di kepalanya.
          
          "Aku penunggu kawah Gunung Senduro ini. Apa maumu, anak gadis?"
          
          Aku berkisah bahwa suatu pagi tiba-tiba di tanganku muncul benang merah yang panjang dan aku terus mencari sampai sini untuk menemukan ujungnya. Di jalan aku juga mendengar kisah-kisah tentangnya.
          
          Seorang pemuda yang berguru dengan wali songo tersohor untuk meningkatkan takwa, bersemadi di gunung selama bertahun-tahun lamanya sendirian.
          
          "Aku di sini, tugasmu sudah selesai. Ayo pulang ke desa dan memulai kehidupan baru bersamaku," kataku.
          
          Pria itu melompat ke batu di dekat kakinya. "Tidak bisa, guruku masih belum membolehkan aku berhenti dari meditasi."
          
          "Tentu bisa," sanggahku.
          
          "Mengapa kamu begitu yakin?" 
          
          Aku mengulas senyum. "Aku anaknya. Salam kenal."
          
          Di musim dingin di puncak gunung tertinggi di nusantara ini, aku menemukan makna hidup baru. Memasuki musim berikutnya, salju abadi mulai meleleh seiring sang juru gunung meninggalkan tempatnya.

1989urfleur

[ Aka - Aku dan Aku yang Lainnya - Supernatural - Thriller - Musim Dingin]
          [Cermin]
          
          Di tengah malam yang membeku, seorang perempuan berdiri di bawah pohon kering yang tangannya seperti cakar raksasa mencabik langit kelam.
          
          Angin menyayat kulit, namun dingin itu seolah melupakan tubuhnya. Matanya- dua lubang kosong yang mengalirkan darah seperti air mata yang tak pernah selesai. Setiap tetesnya jatuh ke salju, menciptakan pola merah seperti bunga yang mekar lalu mati.
          
          "Aku sudah lupa," suaranya pecah, retak seperti kaca yang dihantam palu. "Siapa yang menangis di dalam diriku?"
          
          Bayangannya sendiri menjawab dari dalam genangan darah, tersenyum tanpa bibir. "Kamu."
          
          Dia tertawa, atau mungkin menangis. Batasnya kabur, seperti kabut yang menyelubungi tubuh rapuhnya. Ketika salju menyentuh kulitnya, ia mengelupas, memunculkan sesuatu di bawahnya-urat-urat yang bergerak, hidup, bernapas.
          
          Langit berbisik, atau mungkin pohon-pohon. "Besok adalah kemarin. Dan kemarin adalah dirimu, hancur di hari esok."
          
          Dia menoleh, namun di mana wajahnya tadi, kini ada cermin yang retak. Di balik cermin itu, seseorang sedang memandangnya. Orang yang sama, tetapi lebih muda, lebih tua-tidak pernah cukup.
          
          

1989urfleur

@ akvbutterfly  Dia ingin berteriak, tetapi suara itu tercekat di tenggorokannya, berubah menjadi desisan seperti ular. Langit semakin gelap, dan dari kegelapan itu, muncul sesuatu. la tidak tahu apa, tetapi tubuhnya tahu. Jari-jarinya mencakar tanah, mencoba melarikan diri dari bayangan yang merayap, tetapi tubuh itu hanya bisa berdiri.
            
            Bayangan itu mendekat, berbentuk dirinya sendiri, tetapi dengan kulit hitam mengkilap seperti malam. Bayangan itu tersenyum tanpa bibir, sama seperti pantulan darah tadi. "Apa yang kamu cari, kalau kamu adalah dirimu sendiri yang hilang?"
Reply

Chimonachie

Penulis: chimonachie
          [Butayajna - Supernatural - Thriller - Pedesaan - Mimpi]
          
          Pada desa ini tumbuh kepercayaan yang lahir dari bibir-bibir lajak penduduknya. Sebuah kisah yang hidup dari abad sebelum Sang Hyang murka, hingga kini dunia damai belajar merenda di beranda. Cerita Sang Amerta yang bangkit tiap sepuluh ribu gerhana untuk meredam amarah Dewa.
          
          Jika Pandita menghitung hari-hari sesuai kitab lusuhnya, tahun ini ditetapkan sebagai bangkitnya Amerta yang dinanti hadirnya. Pasalnya, sudah bulan kedelapan dan tidak ditemukan tanda-tanda itu pada penduduknya. Sedang, amarah Dewa sudah makin parah juga, angin laut dan deru ombak kian lasak memerangi tembok bambu rumah mereka.
          
          Hingga suatu hari, Mahesa—anak Si Candik desa yang sukanya gonta-ganti pasangan—bangun dari mati surinya yang sudah tujuh hari itu. Ajaibnya, anak yang idiot itu seperti menjelma orang baru.
          
          Terus-terusan ibunya berkoar Si Anak yang dapat tantra dari Dewa yang dititipkan lewat mimpinya. Mahesa diceritakan menjelajahi tujuh alam selama masa komanya. 
          
          Berbondong-bondong penduduk meminta restu dari air yang dibasuh ke telapak kaki anak lanang itu. Menciumi tiap jengkal jemarinya agar tertular berkat Sang Hyang. Ibunya makin besar kepala dan Si Anak yang lupa untuk menapak.

Chimonachie

Beberapa hari setelahnya, Pandita bersama jemaahnya datang membawa Mahesa ke brahmaloka di pesisir selatan. Bilangnya untuk disucikan sebagai Amerta pilihan agar amukan Dewa lekas mereda.
            
            Perjalanan selama tiga hari dua malam membawa rombongan ke sebuah pintu gua gelap gulita. Kepala Mahesa dibekap wastra poleng, memutari api suci dan dibimbing masuk ke dalam gua.
            
            Tidak ada pikiran berdosa dalam benaknya, karena sudah penuh pada ego diri yang menandai dirinyalah Si Amerta pilihan. 
            
            Tibalah Mahesa di dalam, sedang jemaah di luar sibuk mengganjal dengan batu besar. Panik pelan-pelan merajalela saat bau anyir dan busuk menusuk hidungnya. Erangan makhluk besar meremangkan bulu roma dan dalam satu cabikan, entitas Mahesa sudah tidak bernapas.
            
            "Redalah, redalah amarah Amerta. Kami setia datang persembahkan Si Fana," ucap Sang Pandita menutup upacara pengorbanan butayajna.
Reply

Karvinnn_

[Karvin]
          [Pendusta - supernatural - fantasi - musim dingin - masa lalu]
          
          Aku bisa melihat masa lalu. 
          
          Sebenarnya, aku membenci kekuatanku ini. Padahal, seluruh keluargaku mendapatkan kekuatan yang keren. Mengendalikan salju, contohnya. Tapi, kenapa aku cuma diberi penglihatan masa lalu? 
          
          Di musim dingin ini, tepat pada pukul 00.00 dini hari, aku melihat saudara-saudari Ibu berdiri di depan rumah. Aku penasaran apa yang ingin mereka lakukan. Bukankah biasanya mereka sudah tidur sekarang? 
          
          Oh, wajah Paman terlihat lebih muda. Sepertinya penglihatan masa lalu. 
          
          Rasa ingin tahuku terjawab ketika melihat mereka menerobos masuk ke dalam rumah. 
          
          Akhirnya, aku tahu alasan kenapa aku hidup sebatang kara sejak kecil. 
          
          Akhirnya, aku tahu wajah-wajah munafik yang selama ini berpura-pura iba atas kepergian keluargaku.

William_Most

@Karvinnn_  ini bagusss tapi kurang panjang...
Reply

Haroldsid

An
          [Mengubahku - Supranatural - Drama - Non Manusia - Kematian]
          
          Dia Kematian itu sendiri, tumbuh subur di genangan darah, berdiri di atas tumpukan bangkai pejuang. Kehidupan adalah musuhnya, perang ialah temannya. Kematian bersaksi, dia makin kuat tiap kali manusia-manusia binasa.
          
          Ia menyusuri jalanan, arwah manusia berjejer di belakang sabit yang ia pikul. Telinganya berkedut, tangis pilu pemuda menangisi tubuh yang terbujur kaku. Gambaran masa lalu muncul, si pemuda meninggalkan keluarganya karena paksaan lantas mati sia-sia.
          
          Kematian lantas melirik, tubuh yang berlubang akibat peluru mengeluarkan darah. Tanah penuh ranjau basah akibat darah.
          
          Ada apa gerangan?
          
          Kematian berhenti berjalan, dilihatnya seseorang yang terluka parah. Bayi di gendongan orang itu merengek, suaranya pilu menyesakkan 
          
          "Kamu perempuan?" tanyanya spontan, matanya yang kosong seolah terbelalak. Sebab ia kenal sosok itu, si pemimpin kubu lawan yang nyari membabat habis puluhan pleton kubu yang ia bela. "Kenapa?"
          
          "Apanya yang kenapa?" Si perempuan meringis. Luka di perutnya mengeluarkan banyak darah, kesadarannya pun nyaris diujung tanduk. "Peperangan memang seperti ini."
          
          "Namun, kamu perempuan yang tak pantas ikut perang."

_restiqueen_

@Haroldsid Bagus banget, Bundo. Terhura, sad-nya dapet juga. ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ
Reply

Haroldsid

"Perang itu berlaku untuk semua orang," katanya. Dia menatap Kematian tanpa takut, netra hijaunya berpendar penuh harap -- tanpa takut. "Tolong selamatkan putraku."
            
            Ego tinggi yang selalu wanita itu pertahankan runtuh, ia tahu bahwa ajalnya sudah dekat. Kematian ragu-ragu menyentuh bayi manusia yang masih hidup, lucu dan tak berdosa, bentuk sempurna dari kehidupan.
            
            "Dia hartaku, satu-satunya yang ingin aku pertahankan di peperangan ini. Tolong, selamat dia ...jauhkan dia dari peperangan yang mencekik ini."
            
            Kematian terenyuh, jari-jemarinya digenggam erat oleh sang bayi.
            
            Kematian sadar, perang sangat jahat. Dia sadar, kenyataannya bahwa ia juga penjahat.
            
            "Tolong ...."
            
            Dia mengangguk. Mata kosong sang kematian berubah normal, kabut hitam yang menutupi kewarasannya sirna. Perempuan yang tidak bisa dikalahkan banyak tentaranya tak lagi berdaya, tetapi senyumnya bukalah senyum kesakitan. Kematian melihat kepergian yang tenang.
            
            Kematian tak hanya penderitaan?
Reply

_restiqueen_

Nama : Resti Queen
          [Kepada Siapa Bercerita? - Supernatural - Drama - Non-Manusia - Kematian]
          
          Menjadi seorang indigo bagi sebagian orang mungkin adalah hal pahit, tidak menguntungkan sebab harus berurusan dengan non-manusia setiap waktu dalam bentuk-bentuk mengerikan. Mereka, para arwah penasaran yang tidak bisa menyeberang sebab masih ada tanggungan.
          
          Namun, bagiku itu adalah sebuah keuntungan. Penulis novel horor sekaligus indigo yang acap kali menjadikan cerita-cerita dari para makhluk goib itu sebagai bahan. Tak ayal pula mereka memberikan ingatan terhadapku dengan cara merasuk hingga aku mendapatkan gambaran dan bayangan atas berbagai macam kejadian sebelum mereka tiba di kematian.
          
          "Kali ini novel Anda juga best seller dan akan diangkat ke layar kaca, ya. Dari mana kiranya inspirasi serta riset untuk novel tersebut? Karena cerita yang diangkat sangat langka termasuk pembunuhan satu keluarga oleh psikopat." MC dari suatu acara wawancara menanyaiku.
          
          "Untuk menciptakan karya tentang psikopat, saya perlu membayangkan dari dua sisi. Saya adalah psikopat, sekaligus saya adalah korban psikopat. Dengan begitu, saya bisa mengandalkan itu untuk menuliskan cerita dengan lebih rinci."

Haroldsid

@ _restiqueen_  cantik banget TT
Reply

_restiqueen_

@Haroldsid  PP yang ke-6 kali berganti di bulan ini. 
Reply

Haroldsid

@ _restiqueen_  salfok pp mu kak
Reply

anomaliez

Penulis: anomaliez
          [Gadis Mati di Pinggir Sungai Beku - Supernatural - Misteri - Musim Dingin - Kematian]
          
          Sudah seminggu sejak aku melihat dia. Seorang gadis berkulit pucat yang berdiri di pinggir sungai yang membeku. Baik alis, mata, dan mulutnya tidak memberikan sedikit pun petunjuk akan apa yang hatinya rasakan. Sudah begitu, dia tidak pernah bergerak seinci pun dari posisinya.
          
          Oh, mungkin lebih tepatnya "hampir". Dia selalu mengalihkan pandangannya yang kosong padaku setiap aku melalui jembatan di atas sungai sepulang sekolah.
          
          Entahlah, aku tidak tahu apa yang dipikirkannya. Lebih tepatnya, aku tidak mau tahu.
          
          Lagi pula, urusan mereka yang mati tidak perlu menjadi urusan kita yang masih hidup, bukan?
          
          Ah, maaf. Aku lupa menjelaskan bahwa gadis itu sudah bukan lagi menjadi bagian dari dunia ini. Lihat saja kedua telapak kakinya yang tidak menapak tanah yang berselimutkan salju putih. Jangan lupakan juga bekas memar yang tampak seperti genggaman tangan di lehernya. Aku asumsikan, kamu sudah dapat menebak sebab kematiannya.
          
          Apakah aku takut? Jujur saja, tidak. Dia bukanlah makhluk halus pertama yang kutemui sepanjang 18 tahunku bernapas di muka bumi. Penampilannya juga tidak seseram yang kamu bayangkan.

anomaliez

Lagi pula, dia tidak akan bisa melakukan apa pun. Selama aku menyimpan artifak suci peninggalan kakekku yang dulunya pemburu hantu di dekatku dan tidak mendekati pinggir sungai itu layaknya tokoh utama bodoh di film-film horor, aku akan baik-baik saja.
            
            "Karma akan membalas perbuatanmu, Spencer."
            
            Kedua tungkai kakiku yang beralaskan sepatu bot berhenti melangkah. Gadis mati itu berhasil mengubah lirikanku padanya menjadi pandangan penuh.
            
            Ini pertama kalinya dia mengeluarkan suara ....
            
            "Haha."
            
            ... Dan kalimat pertama yang keluar dari bibir pucatnya adalah lelucon terlucu yang pernah kudengar.
            
            "HAHAHAHAHAHAHA!"
            
            Astaga. Dia pikir, apa yang kulakukan padanya akan terungkap suatu hari nanti.
            
            Oh, ya. Aku lupa menjelaskan hal terakhir tentang gadis mati itu, sekaligus tentangku.
            
            Gadis mati itu adalah Minerva, murid tercantik dan terpintar di sekolahku. Dan akulah yang membunuhnya seminggu lalu.
            
            [296 kata]
Reply

WtnbeRin

Penulis: Arin
          [Winter Fae - supranatural - fantasi - musim dingin - masa lalu - kematian]
          
          
          Seorang fae akan dipilih menurut memurnian hatinya, menjaga roh suci yang terbagi mengikuti empat musim di dunia. Cheeran terpilih sebagai fae musim dingin. Tugasnya sederhana, bersimpuh di bawah pohon besar, menyalakan dupa, dan menjaga musim ini tetap hidup.
          
          Ketentuan menjadi fae adalah mereka yang telah mati. Musim yang mereka jaga bergantung pada keadaan hati di saat kematian.
          
          Seriap kali pikirannya kosong, pikiran tentang alasan kematian itu merasuk dalam pikirannya. Apa Cheeran mati di atas padang salju? Atau mungkin hatinya membeku dalam badai putus asa? Sungguh, Cheeran ingin tahu. Fae lain sering berbagi cerita tentang masa lalu mereka, bagaimana mereka mati dan mengapa mereka terpilih.
          
          Hari ini, ia kembali bersimpuh terlalu lama di bawah hujan salju. Tubuhnya membiru, pucat seperti fae yang kehilangan magisnya.
          
          "Fae-ku, Cheeran."
          
          Suara itu mengalun lembut seperti salju pertama. Cheeran mendongak, melihat roh suci musim dingin yang menatapnya dengan mata belas kasih.
          
          "Ada apa fae-ku? Kau tidak pernah fokus ketika menyalakan dupa. Tubuhmu sudah membeku di bawah hujan." Jari-jari lentik roh suci itu terulur pada Cheeran, memberikannya magis untuk kembali hangat, mengembalikan kulit biru itu seperti sedia kala hingga gadis fae itu mampu bangkit berdiri.
          
          "Yang Mulia, fae dipilih menurut kemurnian hati, kan?"
          
          "Benar."
          
          "Dan musim yang dijaga tergantung kematian pertama?"
          
          "Juga benar."
          
          “Lalu... bagaimana kematian pertamaku?” tanyanya memberanikan diri.
          
          Sang roh suci terdiam sejenak. "Kematianmu... adalah pengorbanan."
          
          "Pengorbanan?" gumamnya, bingung.
          
          "Kau melindungi seseorang di tengah badai salju. Tubuhmu yang kedinginan menjadi perisai bagi mereka yang kaucintai. Kau mati agar mereka tetap hidup."
          
          

WtnbeRin

@ WtnbeRin  Ingatan samar berkelebat—salju yang dingin, seseorang yang Cheeran peluk erat, dan napas terakhir yang membeku di udara. 
            
            Adik perempuannya yang sakit.
            
            Roh suci tersenyum. "Itulah mengapa kau dipilih, Cheeran."
            
            Lantas bersama roh suci yang kembali, Cheeran memejamkan mata. Salju yang turun kini terasa seperti pelukan dari masa lalu.
            
Reply