J_Hanum

Assalamualaikum, izin promosi, ya.
          
          "Bapak-bapak boleh saja benci saya, tapi saya belum menemukan alasan untuk membalas kebencian itu. Yang bisa saya lakukan hanya benci terhadap hidup saya sendiri karena terlahir dalam keluarga teroris! Siapa juga yang mau lahir jadi anak teroris? Semua orang waras akan menolaknya, termasuk saya, Pak!"
          
          Walau dadanya sesak, Aya tidak menangis. Ia sudah lelah mengeluarkan air mata. Aya merasa percuma. Menangis tak akan menghasilkan apa-apa.
          
          "Saya bukan teroris!" tegas Aya dengan napas memburu.
          
          Selama ini, seseorang yg  terlanjur dibuang oleh masyarakat akan sulit untuk mendapatkan ketulusan dari orang di sekitarnya. Jangankan cinta, belas kasih pun tidak. Masih adakah cinta tulus bagi Aya, remaja yang bernasib kurang beruntung memiliki ayah seorang teroris?
          
          Tap this link :
          
          https://www.wattpad.com/story/294513865?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=Ammah_Hanum&wp_originator=39idVoFgCpADpaLTPRYTG4d7c696PTCTvrFxu9uIjw5dxEzTwrcNtHbx7sqwtT5wEx%2F1YrexQgtCfXB0lasrziSGSTU56Lk9k1cKsQjT40VTxDKRS8UA7fhj6UXmoeyE

J_Hanum

Hai, Jurnal Hanum punya cerita baru lagi, nih. Berkaitan dengan mental health. So, langsung tap link kalo suka. Terima kasih sudah diizinkan promosi.
          
          https://www.wattpad.com/story/268376825?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=JurnalHanum&wp_originator=duql92ZR2cW66%2FNP64l%2ByCTxLu%2FJRXkQ49EukW0mZGlQvTiXGTO1H7aAkofm%2BQ%2Fnx3RKyN8fPbL7C8o8sEIWoNSyFOrzjaZyZsxGpxSAXe85OoCBhqAL8drdHkbE1%2BOr