nunanu1995

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

iqbaaleramdhan

Haii kak, mampir ke lapak author yuk. 
          Judulnya Kali Kedua 
          
          “ra..” satu kata yg di ucapkan oleh adam yg berhasil membuat ara iba, dengan nada bergetar adam mengucapkannya.
          
           Ara yg merasa adam sangat2 rapuh  untuk sekarang ini, langsung membawa adam dalam pelukannya. Adam menyandar kan kepalanya di bahu ara, ara mengusap punggung adam yg bergetar. Ya adam menangis untuk sekarang, biarkan adam menjadi menumpahkan seluruh isi hatinya yg ia pendam selama ini. Seseorang yg terlihat tergar di luar, namun hancur di dalam. Yg di butuhkan adam sekarang ini hanyalah kehadiran seseorang untuk menenangkannya.
          
          Setelah 10 menit mereka berpelukan, akhirnya adam melepaskan pelukan ara. mata adam memerah akibat dia menangis, ara merasa iba melihat adam berantakan seperti ini. Ara meninggalkan adam masuk ke kamar, dan mengambil  gelas yg berisi air putuih. Ia berikan kepada adam agar sedikit tenang.
          
          
          “maaf aku cengeng ya, sampe kaya gitu tadi” adam membuka pembicaraan, dan ara tersenyum menanggapi ucapan adam.
          
          
          “engga kak, kak adam ngga  cengeng. Kak adam juga manusia jadi wajar aja kan kalo kak adam nangis, ada masalah. Di dunia ini ngga ada satu pun manusia yg ngga nangis yg ngga punya masalah kak. Jadi kak adam jangan berpikiran kalo kak adam manusia paling rapuh. Kak adam mau cerita sama aku, mungkin dengan bercerita beban hati kak adam bisa berkurang.” Bujuk ara lagi. Adam diam sejenak, entah apa yg adam pikirkan untuk sekarang ini. Ia juga tidak tahu. Sampai akhrinya ia buka suara.
          
          Penasaran ngga nih? Langsung cek sini kuy 
          
          https://my.w.tt/qDe27cRuO6
          
          Cus buruan cek, jangan lupa votement juga. 
          Terima kasih sebelumnya, and see u 
          
          

Alwayshappy555

Hello Kak, salam kenal. Izinkan aku untuk merekomendasikan cerita seru ya ...
          
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidionnya memandang lekat pemandangan sungai yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jalan, lalu terjun bebas ke bawah sana, sungai yang deras akan air jernihnya.
          
          Bug ...
          
          
          
           Https://www.wattpad.com/story/173217135
           Terima kasih, ditunggu vote dan komentarnya ya