"Eh, Rhe. Ranu gimana sekarang?"
"He? Gimana apanya?"
"Lho. Kamu nggak tahu?"
"Dih. Nggak jelas." Gerutu itu Rhea ucapkan demi menutupi sentakan di jantungnya ketika nama Ranu tiba-tiba disinggung. "Kenapa sih?"
"Ciyeeee penasaran."
Kalau tidak hormat pada orang tua, Rhea pasti sudah mengumpati ketengilan Bintang yang entah datang dari mana. Namun dengan begitu Rhea bisa berasumsi bahwa informasi dari Bintang tidak terlalu penting.
"Kalo malam sampean jadi hiperaktif ya, Bang?"
Bintang terkekeh-kekeh menanggapi cibiran Rhea, tapi sejurus kemudian rautnya berubah serius. "Beneran kamu nggak tahu? Ranu jatuh dari motor, lho kemarin–"
"Jatuh dari motor? Kok bisa?" Saking terkejutnya, Rhea tak sadar suaranya meninggi.
"Hujan deras kan... malam Sabtu kemarin. Udah dibilang tunggu sampai terang, dia nggak mau. Buru-buru shift malam katanya. Kita aja baru tahu tadi pas dia datang buat live music. Jalannya agak pincang."
"Lukanya serius ya?" Secara naluriah Rhea menggigit punggung buku ibu jari, cemas.
"Fisiknya sih nggak parah, cuma bonyok di lutut sama siku katanya. Nggak tahu ya kalau mentalnya."
"Dih, mendadak psikolog nih abang gue," cibir Rhea.
https://www.wattpad.com/story/324816620