"Ketika kau memejamkan kedua matamu, pemandangan apa yang bisa kau lihat di sekelilingmu?"
Sebuah kalimat sederhana darimu memenuhi benak kusutku dengan getaran yang begitu lembut. Perlahan kupejamkan kedua mataku, mengambil napas banyak-banyak, dan mengembuskannya perlahan. Mencoba mengurai satu per satu benang kusut yang ada di depan pandangan. Menghaluskannya. Merapikannya.
Dan tepat saat benang terakhi telah terurai, setetes air meleleh dari ujung mataku.
Aku tahu. Pemandangan di depan bukanlah hal yang patut untuk ditangisi, pun ditertawai tapi air mataku tidak mau berhenti mengalir.
Karena di sana ... tidak jauh di depan sana, aku bisa melihat pantulan diriku yang lain. Terlihat begitu indah dengan senyum tipis sarat akan berjuta pernyataan. Menatap dengan berjuta pertanyaan.
Aku menangis karena yang berdiri di sana adalah serpihan kecil dari sosok yang tak mungkin bisa kuraih.
---
(c)haeminchan20190206