honggeon

GILAK KANGEN BANGET 

honggeon

Seongwu mengerutkan alisnya ketika melihat Daniel, tidur dengan posisi telentang di lantai kamar mereka yang cukup sempit. Ditatapnya ekspresi Daniel yang sulit ditebak.
          
          "Sini, hyung." kata Daniel pelan, meminta Seongwu untuk merebahkan kepala di dadanya. Sewaktu pria yang lebih tua membuka mulutnya, Daniel langsung menyela. "Bicaranya nanti, hyung."
          
          Mulut Seongwu terkatup, perlahan terduduk dan merebahkan kepalanya di dada Daniel yang bidang.
          
          Daniel menghela napas, mengelus rambut Seongwu dengan kedua tangannya.
          
          "Hyung? Terima kasih karena telah selalu menemani aku sejak Produce 101."

honggeon

Ketika mereka pergi ke Stasiun Hapjeong. Ketika mereka mengunjungi restoran Les Deux Plats, menghabiskan waktu berdua dengan mengobrol dan minum wine, ketika Seongwu sakit dan Daniel selalu berada di belakangnya untuk berjaga-jaga,
            
            dan ketika Daniel memeluk Seongwu erat-erat ketika Seongwu terpilih sebagai anggota Wanna One. Ketika Daniel menggenggam tangan Seongwu sewaktu mereka satu kelompok di Get Ugly. Ketika Daniel pertama kali menatap Seongwu ketika pemuda berambut pink itu memasuki ruang kelas A.
            
            Seongwu tidak bisa menahan isakannya, dan tanpa sadar membuat hati Daniel bertambah sesak.
            
            Daniel mengeluarkan air matanya diam-diam. Ia sadar, besok adalah hari terakhirnya dengan Seongwu. Besok adalah hari terakhirnya dengan sepuluh orang yang sangat berharga.
            
            Besok adalah waktunya untuk berpisah, dan baik Daniel maupun Seongwu belum siap untuk itu.
            
            Tidak ada yang siap untuk berpisah. Tidak ada yang siap untuk saling kehilangan satu sama lain.
            
            Daniel dan Seongwu memejamkan mata, diam-diam berdoa agar perpisahan itu tidak pernah terjadi.
            
            
            
            2018.12.31,
            honggeon.
Reply

honggeon

Seongwu mengerutkan alisnya ketika melihat Daniel, tidur dengan posisi telentang di lantai kamar mereka yang cukup sempit. Ditatapnya ekspresi Daniel yang sulit ditebak.
            
            "Sini, hyung." kata Daniel pelan, meminta Seongwu untuk merebahkan kepala di dadanya. Sewaktu pria yang lebih tua membuka mulutnya, Daniel langsung menyela. "Bicaranya nanti, hyung."
            
            Mulut Seongwu terkatup, perlahan terduduk dan merebahkan kepalanya di dada Daniel yang bidang.
            
            Daniel menghela napas, mengelus rambut Seongwu dengan kedua tangannya.
            
            "Hyung? Terima kasih karena telah selalu menemani aku sejak Produce 101."
            
            Napas Seongwu langsung tercekat. Detak jantung Daniel berpacu lebih cepat, begitu pula miliknya. 
            
            "Kamu selalu mendukungku apapun yang terjadi. Sewaktu ada gosip aku merokok, sewaktu cewek yang pernah dekat denganku berbuat ulah. Kamu tidak pernah menyalahkanku, selalu peluk erat-erat sambil membisikkan kata-kata yang menenangkan. Terima kasih, hyung.
            
            "Aku senang, bahagia, dan bangga karena bisa mengenal kamu. Rasanya aku benar-benar bersyukur karena dapat bersama kamu selama hampir dua tahun. Aku bahagia karena punya kamu, Seongwu-hyung."
            
            Daniel terdiam, jemarinya tetap mengelus rambut Seongwu lembut. Hanya terdengar suara napas mereka sampai akhirnya Daniel membisikkan kata,
            
            "Aku sayang kamu, Seongwu-hyung. Tetaplah bahagia."
            
            Seongwu memejamkan matanya. Debaran jantungnya sudah tidak teratur, dan air matanya tidak bisa dibendung lagi. Ia hanya terdiam. Menahan isakannya dan membiarkan air matanya jatuh.
            
            Semua kenangan secara tiba-tiba terlintas begitu saja. 
Reply