Pengumuman agak gak enak.
Selama ini gue juggling antara kehidupan PhD dan nulis. Jujurly, nulis BL adalah satu yang “fun” dan bikin gue happy. Hanya saja, setelah ngecek skala prioritas, ada banyak yang perlu gue cut. Gue nggak punya cukup waktu buat ngurus semuanya.
PO Volume 1 Pembully Itu Ternyata Jatuh Cinta Padaku sebenernya adalah cara pertimbangan gue buat memutuskan apakah lanjutin ini apa nggak. Sejujurnya, ada beberapa orang yang bener2 dukung gue nulis dan gue jujurly g mau mengecewakan mereka.
Tapi, gimana ya? Mungkin udah saatnya gue berhenti sampai di sini. Gue masih akan cetak buku2 yang gue tulis, tp gue mungkin gak nulis BL baru lagi.
Pertimbangannya:
1. Gue pengen buku cetak dan promo sesuka hati tanpa batasan. Untuk tulisan BL, ini nggak memungkinkan. Mungkin suatu hari nanti, gak sekarang. Bahkan lebih mudah promo buku 21+
2. Meski suka baca BL online, gak semua orang punya nyali buat beli bukunya. So, gue harus rela anak2 fiksi gue cuma berkembang di dunia online, which is bukan sesuatu yg gue suka
3. Kalaupun nulis BL, gue mending masuk pasar inter, bukan di Indo.
4. Buku2 straight gw masih merangkak dari bawah tp mereka punya kesempatan dipromosikan dengan leluasa. Penerbit juga gak bnyk cingcong klo gw mau nerbitin ini. So, mau gak mau kondisi sosial indo membuat gw memilih yg lbh gampang aja. Pengalaman terbit kemarin bnyk membukakan mata.
Begitulah. Gimanapun penulis gak bisa bertahan tanpa pembaca. Ditambah lagi, gue nggak suka ngalah maupun berantem cuma karena orang2 indo masih homophobic. Ya, gue tahu ini dr awal. Gue cuma bertahan krn pembaca yang mendukung aja. Skrg ketika PhD gue makin demanding, udah nyoba terbit beneran, gue gak bisa menutup mata lagi dari kenyataan.
So, thank you for all readers that support me, but the journey should end here.