kurasa ketidakberadaanku kala itu di pengajian remaja masjid malah membawa berkah, apakah aku se menyialkan itu, ketidakhadiranku dan kesulitanku untuk bersosialisasi membuat mereka lebih bahagia, lebih ramai saat mengaji, dan mereka lebih senang bercanda. Aku ingat kala itu aku datang di pengajian untuk sekedar membantu mempersiapkannya namun ternyata ada peristiwa sepertinya diriku yang sakit ini malah disalahkan sebagai penyebab adanya corona, sebagai orang yang menjadikan orang lain sebagai guna-guna, dan sebagai pembawa sial. Namun, apa yang terjadi, sepupuku namanya Dito jadi pintar mengaji, perempuan untuk omku yang belum menikah datang sebanyak 7 orang, putra bulekku jadi suka melukis, sepupuku bisa bangun rumah, anak² di masjid setelah maghrib banyak yang mengaji, dan bapak2 di masjid banyak yang bilang kenal dengan ayah dari temenku sma, pembuatan jalan ada di desaku. Mereka sangat bahagia ketika aku terluka. Dan keputusan yang terbaik adalah meninggalkan kampung halaman. Aku tidak masalah jika aku menjadi bahan gunjingan, tapi aku sangat sedih jika urusan akademikku di waktu kuliah bermasalah. Ya mungkin saat ini, menjadi momentumku untuk berubah, aku ingin lulus kuliah.