Mama Nun menerima kotak itu sambil tersenyum penuh arti. “Pasti, Sayang. Nanti Mama sampaikan.”
Becca kembali ke mobilnya. Ia duduk diam beberapa saat, memandangi toko dari kejauhan sebelum akhirnya berkata lirih pada dirinya sendiri, “Aku nggak keberatan nunggu… Tapi semoga kamu tetap sisakan sedikit ruang buat aku di antara sibukmu.”
Mobil perlahan melaju menjauh. Di dalam hatinya, Becca mulai merasakan sebuah keinginan yang lebih dalam dari sekadar persahabatan perasaan yang tumbuh dari setiap waktu, tawa, dan wangi lilin yang mereka bagi.
Lanjut ga nih?