indahsrkrw

Listen!
          	When I choose you, I always warn myself to not lose myself. But I lost it and that's fine. I choose you in the end.
          	But now, I realize. What I had when I was young was the right mindset. I will always choose myself. 
          	I'm hurting so much to reach this decision. 
          	Who can I trust anymore when you who a promise in front of God, my mom can't keep your promise. 
          	It's not just you who feels hurt. I'm fighting it too. 

indahsrkrw

Listen!
          When I choose you, I always warn myself to not lose myself. But I lost it and that's fine. I choose you in the end.
          But now, I realize. What I had when I was young was the right mindset. I will always choose myself. 
          I'm hurting so much to reach this decision. 
          Who can I trust anymore when you who a promise in front of God, my mom can't keep your promise. 
          It's not just you who feels hurt. I'm fighting it too. 

indahsrkrw

Menangis lagi.
          Buat Karena perpisahannya.
          Tapi karena pilihan diakhirnya.
          
          Waktu dia minta 'kita' nya utuh.
          Persenan hati tuh pengen banget banget 'tinggal'.
          Tapi, I always priorities myself.
          Aku yang sudah menangis sepanjang proses ini, kayanya worth it banget buat gak tinggal lagi.
          Tinggal sepertinya akan menginjak nginjak air mata yang selama ini udah keluar.
          Air matanya udah numpuk tinggi banget.
          Terlalu tinggi untuk cegah aku merendahkan hati lagi buat 'terima dan tinggal'.

indahsrkrw

@ indahsrkrw  Bukan karena perpisahannya (typo)
Reply

khanarabel

sunnywolffie

Halo kak numpang promo :)) Jangan lupa dibaca ya kalau ada waktu senggang..
          
          https://www.wattpad.com/story/255438344-gerald%27s-affair 

indahsrkrw

@ sunnywolffie  trimakasih kak
Reply

indahsrkrw

@ sunnywolffie  siap, follback ya kak. Feedbacknya jga di ceritaku. 
Reply

SSIAMLIA

indahsrkrw

@ Ssiamlia_12  feedback dan follback ya.
Reply

indahsrkrw

Realita miris di dunia mereka yang katanya sudah 'dewasa'
          Subjektivitas mayoritas menginjak objektivitas minoritas
          Integritas dibuang. Yang benar disudutkan.
          
          Yang benar harus pergi seolah dia salah dan yang salah tetap tinggal seolah dia benar.
          
          Semoga kita yang baru saja membuka pintu, belajar tapi tidak menjadi pengikut.
          Introspeksi seharusnya meningkatkan mutu dan bukan sebaliknya.
          
          Love.