indraroom

rindunya nak mengarang lagi, nak promote karya, nak tulis bebanyak until writer block. rindu dengan karya-karya genre klasik, berlatarkan zaman dahulu yang penuh romansa dan cinta! itu bad habit i, berangan di alam lain, lol.

indraroom

rindunya nak mengarang lagi, nak promote karya, nak tulis bebanyak until writer block. rindu dengan karya-karya genre klasik, berlatarkan zaman dahulu yang penuh romansa dan cinta! itu bad habit i, berangan di alam lain, lol.

indraroom

if someone just stalking me trough my account. im fine here and doing good. no need to worry about me cause im just hiatus for a while but im still receiving notifications from wp. ningsun kakanda masih on going. i masih tulis and masih online every week on wp. i harap if someone baca this on my mb. i hope you doing well too. 
          
          love, indra. 

indraroom

Pergilah menjauhi dariku. Pergilah kemana dirimu ingin. Lakukanlah hal yang membuat hatimu senang tanpaku. Maafkan aku. Tinggalkanlah rumah ini. Tinggalkanlah ranjang berkelambu putih. Tinggalkanlah memori berkasih ini.

indraroom

Akhirnya senja kembali membawa masa lalu ku. Masa lalu mengenai kita dan keluarga kecil kita yang dahulu kalanya di zaman kuno, dikatakan kita adalah sepasang suami isteri serumpun yang menjalinkan hubungan percintaan selama beberapa bulan di sebuah istana disebutkan buah maja yang mempunyai rasa pahit.

indraroom

Maka malam mulai kembali menjemput masa lalu kita yang kian terhapus dari ingatan. Ketika ku sedari dari mimpi malam yang terisi kekosongan, jiwa yang resah dan gelisah menunggu kepulangan mu, ternyata malam ini langit menyimbah air hujan mendinginkan suasana kegelapan cakerawala bersamamu.
          
          Pintu kamar yang tertutup sebagian ku tarik tombol pintu perlahan dan menjenguk sorotan matà ke luar disaat menyedari susuk tubuh mu tiada di ranjang.
          
          Mata mu redup, wajah mu terlihat lelah, badan yang sedikit basah dek air mandi dan rambut yang kurang rapi. Tangan yang sedang sibuk memegang telefon dan mata yang menahan mengantuk.
          
          "Kakanda.”
          
          Kau tatapi ku dengan alis yang naik sedikit. Segera meletakkan telefon mu tanpa terlepas pandang dari wajah ku jelas tertunjuk kau menghormati isterimu. Lalu kau mendepakan kedua-dua tanganmu lalu berkata, "Sini, kemari, adinda sayang.”
          
          "Apa dahinya masih panas? Kanda harap adinda sudah minum obat. Biar cepat sihat, sayang. Kanda kawatir adinda kenapa-kenapa dirumah nanti.”
          
          "Adinda sudah minum, makanya tertidur. Kanda sud-”
          
          "Sudah, sayang. Kanda sudah basuh kaki, siram kepala dengan air, gosok gigi, cuci muka dan.. beli mam buat adinda.”
          
          "Eh, benar? Kanda beli mam-kah?”
          
          "Haah, adinda, kanda tunggu adinda bangun jam segini eh ternyata beneran bangun. Alhamdulillah kanda senang, bisa mam dengan adinda dan Piyan di dalam perut ibu.”