Hai semua... Aku hiatus dulu yaa bikin ceritanya. Soalnya lagi sibuk ujian di FK hiks (ㄒ_ㄒ)
Kapan-kapan deh aku nulis lagi. Oh iya, kalau ada yang mau order novel Unspoken, bisa dm ke IG aku aja yaa @inyasidhyaa
Timaaciii
Hallo, baby.. ijin promosi ya, maaf karena telah mengotori walmu. Buat yang suka disakiti alias penikmat angst, yuk mari merapat
JUDUL : Levanter
STATUS : On going
SINOPSIS :
"Aku.. merindukan mereka." Jarek berujar lirih. Nayanika membias kala lecutan aksara menghantarkannya pada riak danau Seealpsee. 15 meter di sebelah Utara, tempat dimana Hainrich mengudarakan layang-layangnya yang beberapa waktu lalu ia tancapkan di sela-sela bebatuan.
Hainrich tak sempat menyahut. Vokalnya tersendat bersama denging signal darurat dari Pulse Censor di atas smart watch Jarek. Mulut adiknya itu terbuka lebar, kedua lengannya meremat kencang coat hitam Hainrich dengan dada membusung. Sementara si sulung masih terpana, tak mampu bereaksi dalam hentakan berikutnya saat sepasang lengan menyingkirkan coat yang membungkus Jarek.
"Kami terlahir bersama, kenapa Jarek harus mati sendirian?"
Levanter, sebutan bagi angin musim yang bertiup dari perairan Mediterania. Jika dalam bahasa Polandia Levanter (levante; lewant) berarti melepaskan, sebagaimana layangan Hainrich yang putus dan jatuh terbawa arus... maka Jan telah membuat telapak tangannya sendiri terluka karena terus menahan benangnya.
https://www.wattpad.com/story/349676731?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=bayawaksawah&wp_originator=hvA%2BH3X1fkO5XGsDxYaR64npyvn6WkzQSPGkrIygO0GiNIBTGJvaPEFHrrcB4ICHPdQnv%2Bau8aebzSeP8gae7SupS9KV4RezUvEK57FTA1z7vuhjC9BaQsXe167mh5T7
Haloo! Meskipun ini bukan hari Jumat, mau ga aku publish chapter Sayang Tak Terbasuh Hujan hari ini? Kebetulan moodku lagi bagus karena baru habis dapat juara di lomba kemarin, hehehehee… Komen, ya!