Manusia terlalu sering menilai dari apa yang bisa kau hasilkan, bukan dari seberapa kuat kau bertahan dalam diam
Mereka ingin kau menjadi seperti yang mereka inginkan, bukan seperti dirimu sebenarnya.
Dan ketika kau tak mampu memenuhi harapan itu, mereka mencapmu gagal.
Padahal tak satu pun dari mereka tahu, bahwa setiap kau sedang berjuang melawan hal-hal yang bahkan tak bisa kau ceritakan sepenuhnya.
Mereka bilang: "bangkitlah, jangan malas!" Padahal mereka tak tahu betapa kau sudah berdiri terlalu lama, hanya saja di Medan yang tak mereka pijak.
Di matamu mungkin mereka manusia biasa, tapi di matanya, kau hanya angka.
Dilihat hanya berguna, didengar hanya jika memberi.
Mereka tak tahu rasanya terbangun tengah malam dengan dada sesak, pikiran kacau, dan tubuh yang ingin menyerah.
Mereka tak tahu betapa kau mencoba tersenyum agar tidak ada yang curiga.
Mereka hanya tahu satu hal:
Kau tidak seperti mereka.
Dan itu cukup bagi mereka untuk menjauh, dan perlahan meremehkan.
Tapi tenanglah.
Ketakutan ini bukan sekedar rasa, tapi bayangan yang selalu mengikuti setiap langkahnya.
Ia mencoba tersenyum, tapi di dalam, jantungnya berdegup kencang, menghadapai hal-hal yang tak pasti, menghadapi kemungkinan yang belum pernah ia hadapi sebelumnya.
Kadang ia ingin lari, kadang ia ingin menutup mata dan pura-pura seolah semuanya baik-baik saja.
Tapi ketakutan ini tetap ada, menjadi suara kecil di kepala, yang terus bertanya, [ apakah kamu cukup kuat?"
Dan ia sadar, mungkin satu-satunya cara bukan melawan ketakutan ini, tapi berjalan bersamanya, pelan-pelan, sambil tetap berharap ia bisa tetap berdiri, meski dunia terasa begitu menakutkan untuk dihadapi.
—♡