Saungrasa

Hai, kak. Ijin promosi yaaa..
          
          Mampir yuk ke ceritaku, relate banget nih buat yang suka overthinking
          
          ***
          “Nggak semua orang merhatiin lo, nggak semua orang peduli sama apa yang lo lakuin. Jadi, nggak usah ke-PD-an. Nggak usah mikir kalau setiap kesalahan yang lo buat bakal jadi omongan orang.”
          ***
          
          Jadi makhluk hidup dengan pikiran kelewat ribet itu nggak enak.
          
          Nggak ada perkara mudah karena semua akan dibuat susah oleh pikiran sendiri. 
          
          Belum ngapa-ngapain udah overthinking duluan. Akhirnya memilih diam karena takut salah dan malah jadi omongan orang.
          ***
          
          Yuk, mampiir
          
          Professional overthinker
          
          https://www.wattpad.com/story/271620768?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Lililianaaaaaaaaaa&wp_originator=N%2BwF5m0fqhVza%2FAN4X3Y0AC%2B2BFJnRq9kaNsy723LQ%2FBBdwqkEYAoaIarUN7rlDlA7UuaUdTwQNZ37LYKyXLhAFBC9CUzg0AlO3r0vzP71MfT0MwCAJ9yhkDse3yQGFH

Rafianjani13

Hello Kak, salam kenal. Bila berkenan, baca cerita 'Cat and Boy', yuk :)
          Blurb:
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidiannya memandang lekat pemandangan danau yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jembatan, lalu terjun bebas ke bawah sana, danau yang deras akan air jernihnya.
          
          ♦♦♦     
          Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih♥  Https://www.wattpad.com/story/173217135