"Asa, kita terlampau jauh untuk bisa jadi terikat" kataku pada asa seratus hari setelah kepergiannya ke Sumba. Setelah hari itu, tak ada lagi kabar darinya.
Asa itu berarti harapan, kata dia bundanya mau asa jadi harapan banyak orang. Yaaa harapan bundanya tersampaikan. Dia terlalu banyak memberiku harapan, sampai rasanya kenyataan lebih indah dari pada mimpi.
Asa pernah bilang "tari, hidup itu lebih indah kalau kita mau menerima yang pahit-pahit juga. Karna kalau kamu menolak yang pahit, mereka akan semakin banyak dan menghantui kamu. Nah sebelum itu terjadi, kamu harus menerimanya lalu jalanin bersama hal-hal manis, jadi gak kerasa deh pahitnya"
Ah ternyata asa benar, dan selalu benar. Sudah seratus limapuluh hari aku menolak kepahitan, semakin lama mereka semakin menjelma jadi seperti sayur pare raksasa.