legnaanailanail

Hari Senin.
          
          Hana berdecak.
          
          "Bisa-bisanya gue lupa bawa topi?!" Hana histeris, menepuk jidatnya kesal.
          Lalu mulai berjalan menuju koperasi sekolah yang ada di samping gedung sembari menggerutu akan kepikunannya pagi ini.
          
          Hana sama sekali belum menyadari seseorang yang kini tengah mengikutinya.
          
          
          
          Orang itu menepuk pundak Hana. Hana dengan pikiran yang sudah semberaut berbalik dan hendak memaki. Tapi seketika berhenti.
          "Kak Alfa?"
          
          Laki-laki itu mengernyit. "Lo kenal gue?"
          
          Hana mengutuk mulutnya dalam hati. Kenapa ia bisa lupa bahwa sekarang dia masih berpenampilan nerdy. Bukan, sekarang bukan karena menyamar agar tidak dikenali Genta, tapi lebih kepada dia sudah nyaman dengan penampilannya sekarang yang tidak menjadi pusat perhatian seperti kemarin.
          
          "Oh-ho tadi aku lihat diname-" ucapan Hana terhenti saat tidak menemukan name tag Alfa. Hana memperbaiki posisi kacamatanya tanda bahwa sekarang dia berada dalam kepalang gugup.
          
          Kernyitan di dahi laki-laki itu tambah dalam tapi terkesan penasaran.
          
          "Oh astaga topiiiii!!!" Ujar Hana tiba-tiba saat mengingat tujuannya tadi dan sepertinya ini alasan yang cukup logis untuk menghindari pertemuan akward ini. Dan tampa permisi langsung lari terbirit-birit dari sana.
          
          "Eh!" Alfa tercekat dengan gerakan Hana yang lumayan cepat menghilang dari belokan.
          "Gadis itu...mirip, ah tidak mungkin," gumamnya seraya tersenyum sedih. Tujuannya masuk ke sekolah ini salah satunya karena mendapat info bahwa Hana Angelin sekolah di sini.
          
          Judul : Ex Princess Monopoli
          Genre : Fiksiremaja, Fantasi

Tri586649

Hello Kak, salam kenal. Bila berkenan, baca cerita 'Cat and Boy', yuk :)
          Blurb:
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidiannya memandang lekat pemandangan danau yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jembatan, lalu terjun bebas ke bawah sana, danau yang deras akan air jernihnya.
          
          ♦♦♦     
          Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih♥  Https://www.wattpad.com/story/173217135