Dalam kehidupan Nadine hanya satu kali ia mendapati hatinya merasakan detakan yang tak biasa ketika melihat seseorang. Dan hal itu kerap ia rasakan saat netranya berfokus pada satu objek yang tersenyum lebar di sebrang kelasnya. Pramudya Sansa Mahaprana.
Dia tak mendekat maupun menjauh. Berdiri tepat di tempatnya tanpa mau bergerak ataupun meraih, hingga kematian Sansa tiba. Senyum manisnya tak lagi dapat Nadine nikmati, hanya kenangan yang tertinggal, Bandung dan duka yang tersimpan di hatinya.
Namun takdir tuhan berkehendak lain, entah mengapa ia terbangun tepat di bangku kelas miliknya. Bangku kelas yang seharusnya sudah ia tinggalkan lima tahun yang lalu.
Jangan lupa baca cerita ku yang ini yaaa temen temen, soalnya bentar lagi Antagonist Second Life mau ending. Kalau kalian suka ceritaku yang Renjana pastinya vibe milik Ambivalence Ephemeral ini sama persis seperti Renjana. Hanya alurnya saja yang berbeda.
https://www.wattpad.com/story/353686933