coklatmata

Hallo kak, salam kenal, aku coklat mataʘ‿ʘ numpang promosi ya:-)
          
          Iesha , sosok wanita yang mencoba melawan kenyataan. Dengan bermodalkan tekad dan ambisinya yang kuat, ia yakin akan menemukan apa yang dicarinya. Berbagai macam pertentangan dan penolakan atas tindakannya selalu ia dapatkan, namun tak menyurutkan semangatnya untuk terus mencari. Bahkan kini sosok Iesha yang dulu di kenal, bagai hilang ditelan bumi. Hingga hanya menyisakan Iesha dengan ambisinya yang meluap-luap.
          
          Iesha dengan perlawanannya terus mencari, seakan mencari adalah sumber kehidupannya yang penting. Sejalan dengan itu, fakta-fakta yang menyakitkan pun tak terlelakkan. Terkuak bersama deraian air mata Iesha. 
          
          Lalu apakah Iesha akan tetap pada ambisi dan keyakinannya? Ataukah justru ia mulai percaya pada kenyataan?
          
          Yuk kak bisa dibaca di link dibawah ini, terimakasih (✷‿✷)
          
          
          
          https://www.wattpad.com/story/244167807?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=coklatmata&wp_originator=QSNblFvBKYoIYEfekhgBQLYKpupb89UmdT81E3N109RoJ7rBfzMtJVcldklM7u3f%2FVJHnTFI32UDPg6mDAN1XXM3LoO3erw5YOabLx10S9JJL8K5sf6RZ3DAUVcGNoPH

lanilanis

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice