kiyosooraa

"Dalvira, saya butuh kepastian!"
          
          "Ha?" Ketika seorang yang berdiri di sampingnya mengatakan itu, Dalvira langsung saja spechless. Itu tadi yang ngomong Theo loh...!! Raja dari planet tampan yang nyasar di Hardirga Corp, dan bertransformasi menjadi bosnya yang sangat menyebalkan.
          
          "Iya, saya itu sangat butuh kepastian dari kamu, Dalvira!" Kan! Jantung Dalvira kok jadi deg-degan gini? 
          
          "Aduh, Pak. Jangan ngomong gitu, dong. Ini masih di area kantor, gak enak kalau ada rekan kerja yang lain dengar." Oke, fix, Dalvira mulai baper. 
          
          "Lah, emang apa salahnya saya menagih hal yang seharusnya saya ketahui?"
          
          Waduh, pipi Dalvira sudah mulai memerah!
          
          "Gak lah, Pak. Masa iya di depan tempat sampah yang bau busuk gini sih?"
          
          Ini mereka di tempat sampah kantor yang bau nya pake banget, lho! Masa iya dia nerima Theo di sini sih?!
          
          Theo mulai mendekat, Dalvira mundur alon-alon dengan jantung yang semakin berdetak kencang. 
          
          Suasana mulai terasa romantis, kalau saja Theo tak membisikkan hal yang sangat jauh dari harapan hatinya yang mulai baper. 
          
          "Saya itu butuh kepastian tentang kenapa kamu mengibhai saya! Jadi, tolong jangan baper di siang bolong yang sangat bau sampah ini, Dalvira Kealarisa!"
          
          Baiklah, Dalvira mulai down. Ingin sekali dirinya menjambak rambut klimis Theo dan dijadikan sapu ijuk di kosannya!
          
          —
          Maaf nyampah di wall kamu. Aku mau rekomendasi cerita temanku, kuy mampir siapa tahu kecantol
          
          https://www.wattpad.com/story/231162888
          

Rafianjani13

Hello Kak, salam kenal. Izinkan aku untuk merekomendasikan cerita seru ya ...
          
          Wisuda. 
          
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidionnya memandang lekat pemandangan danau yang tak jauh dari hadapannya.
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jembatan, lalu terjun bebas ke bawah sana, danau yang deras akan air jernihnya.
          
          Bug ...         
           Https://www.wattpad.com/story/173217135