kapikapisa
Para pengembara imaji. Getar, getir, dan mimpi beribu didatangi. Undangan untukmu. Sebuah gerbang kupersembahkan. Sebuah kisah tentang jeritan, bayangan buram, dan denting-denting hutan. —MŌSŌ (Japan) meaning is delusion. Manusia dan jiwa-jiwa jahat. Pikiran yang jahat, manusia yang jahat, semesta yang jahat. Bahkan di penghujung petang yang kelam, Kirra tidak pernah sadar telah duduk di tepi jembatan yang sunyi. Dia akan terus di sana sampai malam merebut jika tidak ada yang bertanya waktu itu. "Kamu ... sedang apa?" Pak Tua yang sedikit mirip Voldemort bermata juling itu menatapnya lamat-lamat. Wajah penuh kerutan dan tatapan heran yang terlihat jelek hampir memenuhi pandangannya. Kirra memasukkan camilannya ke dalam mulut. "Makan." Kunyahan di mulut Kirra makin mengeras. Pak Tua terlalu waras. Jawaban singkat itu mengundang tongkat kayu yang dibawanya mendarat ke lutut Kirra yang penuh plester. Tapi, Kirra tidak menjerit seperti Pak Tua juling itu. "Anak gila!" Ia tidak tahan dengan apa yang dilihatnya. Tidak ada yang tahan dengan seorang anak yang memilih menyendiri di jembatan mati. Dan tidak ada yang lebih membisu saat diteriaki gila jika bukan Kirra. Dia hanya terus mengunyah camilannya yang kini mulai hambar. Menggigil dalam gaun tipis penuh lubangnya. Gerakan yang membuat beberapa sobekan kertas di pangkuannya terjatuh. Mereka sobek dan basah. Seperti bekas gigitan dan kunyahan. Kirra menambah camilannya. Sambil bereuforia, sambil bercengkrama. Dengan siapa? Hanya khayalan yang terdengar. Tawanya terbit kembali. Selamat datang di MŌSŌ. With lullaby and the last good bye. https://www.wattpad.com/story/273298748?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=carolinelss&wp_originator=8OpMnm2%2BLwX5icxT2mddFUU3HmDc03PXCdSTOxOIJIcNb45gi3Z30vzuY%2BpteAwcO9bPbZn9SLZFVR%2Fdabcg%2FiE21C1IVRI7BXZR%2F5k8a%2BOv5f5AwHMbqEnZuuTi4ZkP