livianindikha

Ternyata minta bantuan chat GPT, makin nggak dapat feelnya. Mana ceritanya diubah-ubah nya. (ノ-_-)ノ~┻━┻

livianindikha

Main cepat aja kali ya, cerita nya? (ू˃̣̣̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣̣̣ ू)

livianindikha

@ livianindikha  up nya dek, kalau cerita baru ada sih, tapi lama kali nyusun kalimat demi kalimat nya, deluvie ini contohnya, bikin geram ٩(╥﹏╥ ) 
Contestar

Ralit_soraya67

@ livianindikha  mau up cerita atau mai buat cerita baru ka??
Contestar

livianindikha

Maaf ya teman-teman, karena terlalu lama stuck hampir satu tahun lebih, ide ngalir jadi susah—seperti baru pertama kali mengarang, sebab itu posting lama mulu.. ಥ_ಥ) 

NalaMF5

@ livianindikha  enggak papa kak, aku rela nunggu kok...
            Ceritanya seru dan nyaman dibaca..
Contestar

livianindikha

Maaf cuman bisa update spoiler nya dulu di sini.. karena mengarang tidak semudah itu ╥﹏╥
          
          ==========
          
          Bab 39
          
          “Kalau mereka jadian, gimana?” tanya Mita, menyipitkan matanya memandang Bella yang berdiri di depan meja belajar Emilia.
          
          Gadis itu tidak menatapnya langsung, namun Mita bisa melihat Bella bergidik di sana.

livianindikha

Selalu di titik jenuh. Kenapa aku merasa menulis mulai membosankan ya? o(╥﹏╥)

livianindikha

@ WindasaariSaari  aku padamu.. ಥ_ಥ❤ thankyou.. Bismillah semoga semangat terus-terusan ♪~(´ε` )
Contestar

WindasaariSaari

@ livianindikha  sebenarnya bukan menulis yang membosankan, tapi niatnya jika sejak awal menulis itu karena hobby maka tidak ada kata bosan. Berbeda lagi jika menulis itu diibaratkan seperti keinginan karena keinginan itu sendiri perlu beberapa penompang untuk bisa terbangun. Salah satunya yaitu apresiasi pembaca serta support dari para penggemar. Memang tidak mudah tapi percaya deh kalau menulis itu karena hobby kita nggak perlu mikirin pendapat orang lain dengan begitu kita akan selalu happy dan semangat buat ngetik ngeluarin ide. Tetap semangat. 
            
            
            
Contestar