idcwiththeworld

Hallo, izin promosi yaa. 
          
          Judul: Untitled:Give Titles As Your Wish
          
          "Menceritakan tentang mahasiswi dan anak SMA yang saling jatuh cinta karena suatu kejadian yang tak pernah mereka duga sebelumnya. Namun, mereka harus menghadapi stigma negatif tentang perempuan yang lebih tua dari laki-laki. Bukan hanya itu. Ada hal lain yang harus dihadapi. Perihal perbedaan pembuka rapalan doa yang dipanjatkan kepada Tuhan. Tentang rumah yang lebih jauh dari sekadar long distance relationship dan tentang restu. Serta permasalahan lainnya. Akankah mereka berhasil melewati segala hal yang menghalangi hubungan mereka? Atau justru mengalah pada takdir semesta?"
          
          
          https://www.wattpad.com/story/227025571?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=idcwiththeworld&wp_originator=CEa5agVHUhHgEGjpv%2Frz0L1zfvejgVspnN%2FnXR6ymNA7ANiXRR1JXmpJm%2FhDDSa5Ta1r5LcOhIEJQiZcGMOxsu3%2FVyNx8fCVGdg5m3T88sF2jGqNdilHB6qt1qXh73cW

BlackCoffee821

 https://www.wattpad.com/story/253817482?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=jnn134_&wp_originator=piBVX12ui%2BejCHfeQHsSUm5WHlN3y%2FvpzGrG4bKBMtPMHlizKNUqMEwILaLJd27gPHZ3NyDyNrBadoKIv1uCippxC3k63UPn%2B0XewKMVZ0VSSVMUHpqjVWP4vvffItnV
          
          "Jangan pernah berani-berani sentuh gue!" tekan Sandya masih menjambak rambut Desya.
          
          "Lepasin, bangsat!" umpat Desya.
          
          "Ups, bangsat teriak bangsat," ujar Sandya terkekeh. Jelas perubahan Sandya membuat mereka kaget.
          
          "Heh, upik abu! lepasin rambut Desya! tangan lo nggak pantas sentuh rambut dia!" teriak Zifa berusaha membantu melepaskan tangan Sandya dari rambut Desya, tapi nihil. Tenaga Sandya lebih kuat darinya.
          
          "Lo benar, Zifa. Tangan gue terlalu suci buat nyentuh rambut dia yang belum di keramas," ejek Sandya dengan melepaskan tangannya dari kepala Desya lalu mengibaskan tangannya layaknya ada kotoran yang menempel.
          
          "Di rambut lo boleh, juga, sepertinya udah di keramas, ya?" ucap Sandya melirik rambut Zifa. Reflek Zifa mundur.
          
          "Loh, kok mundur?" tanya Sandya dengan raut berpura-pura kecewa.