dakkodakkochan

tin_lovatin

"Pemilik sepasang kopi hitam malam ini adalah aku dan kamu. Cuma kamu, bayangannya saja."
          
          
          
          "Untuk apa?" tanyaku. Ya ampun, telingaku bahkan dapat mendengar suaraku yang menantang.
          
          "Aku mencintaimu. Kau tidak tahu apa yang kulakukan beberapa hari ini? Aku seperti orang gila."
          
          Lama-lama kau bisa gila sungguhan jika selalu menyakiti hati perempuan.
          
          "Apa aku harus berteriak di atas sini supaya kau paham?"
          
          Tidak perlu! Hentikan ini! Kembali pada perempuan yang kau renggut "gulanya" itu, Andaru!
          
          "Apa yang kau inginkan?" Satu pertanyaan itu keluar dari tenggorokanku bersamaan dengan mataku yang basah. Sungguh. Aku ingin mengakhiri obrolan ini. Aku ingin pulang karena merasa tak nyaman.
          
          "Aku hanya ingin tahu perasaanmu."
          
          [Maaf promosi di sini, ya. @mawaryez Siapa tahu Kamu tertarik pesan kopi, eh maksudnya baca cerita ini. Sebelumnya terima kasih.)
          
          https://www wattpad.com/story/303419623

namakusenja23

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice