"but if you seek for temporary happiness then this kind of relationship kinda help you to fulfill that," kata seorang teman, saat kuputuskan bercerita tentangku dan dirinya. Tentang bagaimana aku berlari dari kenyataan dan tentang jiwa kelamku yang membentuk ilusi-ilusi semu tentang kebahagiaan.
Aku tertawa membacanya, sekaligus tertohok. Makin banyak kubaca, makin banyak aku terhujam kata-katanya, makin keras tawaku.
Tidak, tidak.
Biarkan aku terbenam dalam ilusi-ilusi yang kuciptakan. Biarkan aku ... berbahagia, walau hanya dalam khayalanku saja.