"Jangan teriak-teriak dong sayang. Kasian temanmu tidak bisa bicara." Dokter Iko merobek bibir Sandra dengan pisau bedahnya. Merobek kulit-kulit yang sudah menyatu. Daging bibir dan darah bercampur karna tersayat-sayat. Rasa perih yang luar biasa dirasakan Sandra. Setengah bibir bawah dikupas hingga terjatuh di lantai yang berdebu. Air mata menahan rasa sakit tak sanggup lagi terbendung olehnya. Pandangan iba, nyilu, en’ek, dan kesal terlihat jelas dari air muka Citra.
Yuk dibaca bagian terakhir cerita cerpen berjudul "13"