Dizzysya

Hai, salam kenal, ya. Maaf numpang promo, yaa
           Makasih :)
          
          Memilih pekerjaan sampingan selama kuliah yang sebenarnya ilegal, kini digeluti oleh Steffi, mahasiswi tingkat tiga. Semua berjalan lancar, kehidupannya mulus, dan semua yang ia inginkan terpenuhi.
          
          Berawal dari pembelian jasa yang tak mencurigakan sama sekali, Steffi mengenal Dean. Membuat hari-harinya selama kuliah lebih terbuka. Kembali lebih dekat pada Zan, juga Kanya, mahasiswi yang begitu aktif di organisasi kampus.
          
          Namun, perasaan yang terus menghantui, juga teror yang datang silih berganti membuatnya tersadar. Ada manusia yang menjelma sebagai sahabat dan menusuk dari belakang. Masalah datang bersamaan dengan sahabat lamanya, Raja. Apakah Raja sumber masalah selama ini? Ataukah ... satu per satu dari orang yang ia sebut sahabat?
          
          Yuk, kepoin ceritanya di Wattpad Dizzysya dengan judul Mahasiswi Kuker. Eits, bukan kurang kerjaan, ya, tapi Kuliah-Hacker, Kuliah-Stalker.

12kentang

 https://www.wattpad.com/story/253817482?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=jnn134_&wp_originator=dlGha6LVb1a%2F%2FlwPgjfFoDIIUDuC%2BpjlyULfEOjvYITCCGCbQvVu6OL2LNm4NnBVbJ%2FL7pOd%2FoG07LF3D4mhNrp%2BSrqbK5vvvbFq8YhTAiQBiPv5dyS6rWKMlYll6Jtp
          
          "Jangan pernah berani-berani sentuh gue!" tekan Sandya masih menjambak rambut Desya.
          
          "Lepasin, bangsat!" umpat Desya.
          
          "Ups, bangsat teriak bangsat," ujar Sandya terkekeh. Jelas perubahan Sandya membuat mereka kaget.
          
          "Heh, upik abu! lepasin rambut Desya! tangan lo nggak pantas sentuh rambut dia!" teriak Zifa berusaha membantu melepaskan tangan Sandya dari rambut Desya, tapi nihil. Tenaga Sandya lebih kuat darinya.
          
          "Lo benar, Zifa. Tangan gue terlalu suci buat nyentuh rambut dia yang belum di keramas," ejek Sandya dengan melepaskan tangannya dari kepala Desya lalu mengibaskan tangannya layaknya ada kotoran yang menempel.
          
          "Di rambut lo boleh, juga, sepertinya udah di keramas, ya?" ucap Sandya melirik rambut Zifa. Reflek Zifa mundur.
          
          "Loh, kok mundur?" tanya Sandya dengan raut berpura-pura kecewa.