Aku hanya bisa memandang sedu punggung yang perlahan menjauh. Bukan. Bukan aku yang ditinggalkan tapi aku yang mengusirnya.
Sebuah ketidak sengaja mempertemukan kami kembali setelah sekian tahun lamanya. Tapi dia terlihat baik baik saja meskipun tanpa aku disekitarnya. Jadi tidak ada alasan untukku membiarkannya kembali dan membuat luka lagi kan.
"Ibu, kejar Kakek! Katakan bahwa Ibu merindukan Kakek. Aku tidak apa apa." Aku memandang gadis kecil di sampingku. Ah… aku lupa kalau putriku sangat peka.
Berulang kali aku melirik arah pria tadi pergi dan kembali melirik putriku sampai setelah suara mobil dinyalakan berbunyi. Benar kata putiku jika aku tidak mengatakan perasaan ku yang sebenarnya mungkin saja aku akan merasa kehilangan untuk yang kesekian kalinya.
Seketika aku berlari kearah pintu. Kulihat mobil yang baru saja keluar dari pagar. mobil itu berjalan dengan pelan seolah enggan meninggalkan pekarangan ini.
"AYAHH!! AKU SANGAT SANGAT MENYAYANGIMU!"
Kulihat pengemudi mobil itu seperti tertegun kemudian menoleh padaku dengan senyum terindahnya. Untung saja kaca mobilnya dibuka jadi suaraku pasti sampai padanya kan? Dan aku bisa melihat senyumnya walaupun mungkin itu untuk terakhir kalinya setelah kata pengusiran yang aku ucapkan tadi.
Setelah mobil itu tidak terlihat lagi aku jatuh terduduk, menangis tanpa suara. Entah dimana putriku berada saat ini. Mungkin dia tahu kalau ibunya butuh waktu untuk sendiri.
#apa kabar penghuni dunia oren? Lagi bersih bersih rumah tiba tiba muncul ide lewat begitu saja. Menurutku bagus tapi aku sadar diri aja. Cerita yang ada aja tidak ke urus malah kadang terlupakan mau buat cerita baru lagi. Rasanya kek gak mungkin jadi aku tulis aja disini siapa tahu ada yang baca#