RENJANA
la lupa tentang bagaimana tanganku luka kala beribu kali menulis perihalnya. Ia lupa tentang bagaimana mataku takjub saat melihat sosoknya. Hingga kini pun la masih tak peduli dan tak jarang lupa tentang apa yang terjadi di sekelilingnya.
Aku, bukan sosok yang pandai dalam hal mencinta, tak pintar dalam memilih rasa, juga tak pula ahli dalam berkata, tapi apa bisa sedikit saja, kau ambil celah dari dalam jiwa dan mencoba untuk melihat siapa yang sedang di rundung gulana?
Wahai tuan, kau tak akan paham jika aku selalu membuat goresan dalam lembaran bulan ku yang isinya hanya tentang mu. Dimana pesan itu selalu ku simpan, ku rangkai dan ku susun bak buku tamu.
Agar suatu saat jika rasa ini telah buntu, juga jarak waktu yang kian berlalu, akan di pastikan aku membaca guratan itu, per-carik dan per-bait kata dengan merdu, supaya teringat dengan jelas betapa manisnya jiwa ku dahulu yang pernah menyukaimu. Tuan ku
-@kalunasekar