sabil2009

EdreaLeta1

Hi kak, ijin ya. Mampir yuk di cerita ini. Siapa tahu kakak suka. Ditunggu vote, komen dan follow ya ya... :)
          
          Ku kira semua takdir yang ku alami adalah kebenaran yang harus aku jalani. Ku kira semua kesedihan yang terjadi padaku adalah kebenaran yang memang harus aku tanggung. Namun, kenyataannya semua itu tidak benar. Semua itu telah dipalsukan oleh orang yang ku sayangi. 
          
          Bagai luka yang ditaburi oleh garam, perih rasanya. Mengetahui semua kenyataan itu palsu. Hingga Tuhan memberiku kesempatan untuk keluar dari kepalsuan ini. Ya, hubungan yang kau berikan adalah kepalsuan yang begitu manis bagiku. Begitupula pertemanan darinya adalah kepalsuan juga. Kalian memang penuh dengan kepalsuan. 
          
          Dengan kesempatan dari Tuhan ini, aku akan mencari keadilan untuk diriku, akan ku rebut alasan yang membuat kalian membunuhku manisnya Kepalsuan, akan ku rebut alasan kalian untuk bahagia. 
          
          Tunggu saja. Karma itu akan datang. Entah hari ini, esok atau lusa. Tunggu saja.
          
          Tentang cinta, patah hati dan sebuah pembalasan. Yuk segera klik link di bawah ini dan kutunggu komen dan juga bintangnya :) 
          
          https://www.wattpad.com/story/266287924?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=HappiNessal&wp_originator=T8Y8zD%2Bg4Frt5RvAFHTlpFZvVFA8KQNwmBJxoaBXNtGodddIBDhUocskoEhAjxq7zASV%2FnQGnnO%2B34Zil6Mtu5iiMGerp6G%2Btbqia9qv2ksUPb44oXv4gcdkpyJsbVhu
          

rosanayulia_

Hello Kak, salam kenal
          Izinkan aku memberi rekomendasi cerita nih, judulnya Cat & Boy. Ini blurb-nya yaaaa
          
          Wisuda. Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidionnya memandang lekat pemandangan sungai yang tak jauh dari hadapannya. 
          
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          
          "Maaf ...." 
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jalan, lalu terjun bebas ke bawah sana, sungai yang deras akan air jernihnya.
          
          Bug ...
          
          Bagaimana kisah selanjutnya? 
          Penasaran?
          Kuy baca, link-nya di bawah ini yaaa
          Https://www.wattpad.com/story/173217135