okinawa26

Pajak adalah perbudakan modern

okinawa26

Dalam Demokrasi yang Cacat, Rakyat akan selalu disalahkan pada setiap hasil keputusan yang diambil oleh pemerintahan ... Hal ini akan sangat terlihat jika sebuah Negara menjunjung tinggi sebuah konsep persatuan. Sebuah Negara Kesatuan.

okinawa26

Berbentuk apakah kesenangan kecil itu?
          -Hiburan yang membuatmu terlena dari etika sehingga kamu lupa jika kamu telah melepaskannya ... Kamu melupakan harga diri, pemikiran visioner, Intelektualitas tradisional, dan Agama— Agama yang paling ditinggalkan!— Moral tidak lagi dipengaruhi oleh kesadaran diri, tetapi sosial ...
          
          ?
          ?
          ?
          ?

okinawa26

Dengan alasan nasionalisme kita rela berperang dengan Bangsa kita sendiri. 
          Dengan alasan kewarasan kita rela membodohi diri kita sendiri.
          Tiada lah yang tersisa dari kepercayaan kepada mereka, kecuali kita menghancurkannya.
          Bahkan budak tahu kapan mereka harus memerdekakan diri mereka—
          Dan, jika kita adalah orang merdeka, 
          Mengapa kita tidak menggulingkannya?
          
          Jawab: 'Kewarasan intelektual kita yang telah dibiarkan membusuk dengan kenyamanan kecil mencegah kita untuk sadar akan krisis kemerdekaan yang terjadi ... Mungkin status ini sudah tidak lagi dapat disejajarkan dengan budak; melainkan lebih rendah daripada itu!
          

okinawa26

Dewan lebih membutuhkan nama daripada tugas yang dipertanggungjawabkan padanya. Mengapa? Dewan hanya di isi oleh orang-orang Kaya yang sudah kaya: memiliki tanah, memiliki budak, memiliki warisan harta-benda. Oleh sebab itu, mereka tidak perlu menjadi lebih kaya sebab mereka sudah kaya ...
          Tidka pernah ada dalam sejarahnya, kursi Dewan diduduki oleh orang-orang miskin,— mereka kaya,— dan patut dipertanyakan mengapa Orang miskin memilih Orang yang lebih kaya jika Kami dapat mengesampingkan jika mereka lebih berpendidikan daripada orang miskin yang memilihnya. Permasalahan untuk menjadi hipotesis sulit di sini, sebab setidaknya satu alasan tersebut (Yang telah disebutkan) telah menjadi akar dari banyak alasan lainnya. Seperti keahlian, tenaga, gelar, dan taktik  manipulatif persuasif mereka berhubungan dengan kualitas pendidikan yang mereka dapat ...
          Apakah ini benar-benar hanya soal uang? Soal kekuasaan? 
          
          
          Negara seperti Indonesia ini adalah contoh Romawi Baru yang akan dihancurkan melalui krisis internalnya. Ia akan hancur— atau hanya akan menyisakan wilayah kecil yang berpenduduk padat; sebelum akhirnya hilang oleh masa, atau dihilangkan oleh penakluk yang terampil.
          

okinawa26

Dalam agenda Negara Demokrasi, Presiden bersama dengan Wakilnya seharusnya lebih sering membungkam Pejabat Yudikatif, Pejabat Legislatif, dan Pejabat Eksekutif di bawahnya. Serta kehadirannya seharusnya tidak sering muncul di media sehingga menghalang-halangi kemunculan Pejabat-pejabat tinggi dan rendah untuk mengapung ke permukaan sama seperti dirinya. Memberikan Rakyat apresiasi lebih dengan selalu memantau perhatiannya sembari berinteraksi dengan mereka lebih bagus; sebab Pemimpin (Presiden) bukan apa-apa tanpa Rakyatnya, tetapi Pemimpin masih dapat melahirkan Bawahan (Pejabat) baru yang lebih setia bila Bawahan lama sudah tidak loyal kepadanya. 
          Dan, seperti yang pernah Kamu katakan sebelumnya, Rakyat tidak perlu diwakilkan— dan seharusnya seperti itu,— mereka menentukan nasib mereka sendiri dengan membentuk Majelis Mereka sendiri yang tidak mengatasnamakan mereka dan dijalankan oleh orang-orang yang sanggup, bukan orang-orang yang cacat. Itulah kebebasan. Itulah keinginan orang-orang merdeka.

okinawa26

Hak istimewa demokrasi adalah Ia seharusnya hanya berlaku di kalangan sipil. Itu artinya hal tersebut tidak pantas untuk terikat, terlibat, dipergunakan atau digunakan, sekaligus dibatasi dengan/oleh pemerintahan ... 
          
          Ambil kesimpulan sederhana: Praktik Demokrasi cacat jika hak nya telah dimanipulasi, maka dapat diambil kesimpulan kegagalan demokrasi adalah sebab rakyatnya yang tidak pernah memahaminya, sedangkan di waktu yang bersamaan muncul kelompok oknum yang mampu memanipulasinya sesuka hati; bukan hanya karena telah melihat celah kebodohan dan kelalaian, melainkan juga luka cacat tanpa obat yang terlanjur terinfeksi dengan bakteri-bakteri lainnya (Westernisasi, Libertarian, Egoisme Populis, Dsb. Dsb.)
          
          Perlu untuk diperhatikan jika bukan berarti kami setuju dengan Socrates yang khawatir dengan kediktatoran mayoritas, melainkan bahwasanya dengan tegas menjelaskan demokrasi yang sesungguhnya adalah perjudian: apakah rakyat dapat memilih pemimpin yang tepat untuk berada di atas panggung, atau Ia hanya akan menyusahkan seperti figur dan tirani?