Terima kasih sudah membaca cerita ini.
Aku tahu, mungkin tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Ada kekurangan di sana-sini, mungkin di cara penyampaian, mungkin di susunan kalimat, atau bahkan di pilihan diksi yang sederhana.
Tapi aku ingin jujur—cerita ini aku tulis dari hati.
Bukan hasil menyalin dari manapun, bukan juga cerita yang dibuat-buat hanya untuk menarik perhatian. Ini adalah bagian kecil dari kisah nyata, yang aku ubah menjadi narasi agar bisa dikenang dan dibagikan.
Aku harap, ada yang bisa relate.
Aku harap, ada yang mau support, walau cuma sekadar bilang, “lanjutin ya.”
Dan aku harap, kalian bisa tahu bahwa menulis itu bukan soal sempurna—tapi soal keberanian untuk jujur sama perasaan sendiri.
Terima kasih sudah membaca sampai di sini.
Semoga kalian nyaman dengan cerita ini.
Dan kalau pun nggak, aku tetap berterima kasih karena sudah mau mampir.