Panggil aku Alie aja yaa. Jujur aku lebih seneng dipanggil itu dibanding "thor" apalagi "min" (T_T) sama kyk Michie (di ceritaku), aku bakal lebih suka lagi kalo dipanggil nama aja nggak pake embel2 "kak". Salam kenal semua. Salam sehat, jangan lupa napas.
Apa ku bilang, mencintai Larine dan Aralynn itu seperti melawan arus. Apa alasan kita bertahan? Mungkin sesederhana, hanya karena cinta tidak perlu menemukan alasan untuk jatuh begitu saja.
Aku kalau liat Lana sama Erine, jadi keinget Michie sama Greesel. Dalam hati, lirih aku berharap Larine bakal berakhir kayak Michie dan Greesel. Meski jarak sempat membelenggu, tapi selalu ada sisa-sisa kebersamaan yg mengendap, meski dalam sunyi, tanpa berisik.
Kalian netizen memang sangat menyenangkan. Liat respon kalian yg rame di story ku bikin aku mikir, ternyata aralynn tidak segaib itu. Aku percaya fans aralynn itu banyak, cuma memang perlu ruang yg mempersatukan—ruang untuk "mencintai aralynn" bersama-sama.
Tapi ya aku tau sih, yg baca story ku juga pasti nggak pure suka aralynn aja. Tapi mari kita bersahabat. Aku suka ketika kalian banyak menebak dan banyak request di kolom komentar.