dulu saat mereka masih sekolah dasar, jungkook kerap dirundung teman-temannya karena tidak bisa main sepak bola, sering tidak masuk sekolah karena sakit juga ia adalah anak paling kecil di kelas. adalah taehyung yang selalu membelanya, berdiri di depannya dan memukul semua orang yang merundung jungkook sampai mereka menyerah dan tidak melakukannya lagi. kala itu, jungkook memutuskan bahwa taehyung adalah anak laki-laki paling keren sedunia.
tumbuh sma, jungkook dan taehyung masih satu sekolah. namun kini yang mengagumi taehyung bukan hanya jungkook, bukan hanya anak kecil ingusan yang taehyung bela setiap dirundung. tapi satu sekolah mengidamkannya; laki-laki dan perempuan. figur atletis, pembawaan cakap, jago main musik, selalu tampak wangi dan mahal bahkan dalam balutan seragamnya. jungkook ingat dia dan taehyung tergabung dalam tim basket, hari demi hari melatih diri agar ia bisa menyandingi taehyung setidaknya dalam satu bidang. tapi meski ia bisa menyandingi taehyung, tak berarti pria tersebut akan menaruh minat padanya.
dan kini, kala usianya 27 dan jungkook 25, takdir mempertemukan mereka dalam kondisi yang tak pernah jungkook duga. taehyung yang dulu pusat dunia jungkook, taehyung yang dulu berdiri tegap penuh dengan kepercayaan diri, taehyung yang dulu suaranya selalu didengar kini meringkuk kecil. membuat segalanya menjadi sesempit dunianya sendiri. dan hati jungkook berdegup; cinta pertamanya masih hidup, jauh di sana.