pikiblender

          	Rasian Naas
          	
          	Satu tubuh dua jiwa dan dua jantung, mereka berdua mirip sangat mirip, senyum, tawa, raut wajah, tak ada pembeda selain cara berpikir. Saat salah satunya mengambil alih yang lain akan menunggu giliran dipojok kegelapan. Mereka anggap satu pria sebagai semesta. Sang pria tidak dapat memilih diantaranya, laksana siang dan malam. Melewati rangkaian patah hati, lantas sang siang meminta malam berjuang saling melepaskan dan kembali kepada peraduan yang semestinya. Malam mundur, ia merelakan sang pria dan memilih terpenjara dalam bui emosi. Kini yang bersama sang pria hanya lah siang dan sejuta kebebasannya. Sementara itu, sang malam berhasil mengalahkan emosinya dan menjadi iblis bersayap putih. Malam kembali, ia kembali kepada siang. Namun yang membuat tercengang, sang pria mencari kiamat. Siang tersenyum kepada malam dan berkata, "Teman kita bertambah lagi." Mimpi pun berakhir.
          	
          	Barusan skli terjadii bis bubu siang nih guys.
          	

pikiblender

          Rasian Naas
          
          Satu tubuh dua jiwa dan dua jantung, mereka berdua mirip sangat mirip, senyum, tawa, raut wajah, tak ada pembeda selain cara berpikir. Saat salah satunya mengambil alih yang lain akan menunggu giliran dipojok kegelapan. Mereka anggap satu pria sebagai semesta. Sang pria tidak dapat memilih diantaranya, laksana siang dan malam. Melewati rangkaian patah hati, lantas sang siang meminta malam berjuang saling melepaskan dan kembali kepada peraduan yang semestinya. Malam mundur, ia merelakan sang pria dan memilih terpenjara dalam bui emosi. Kini yang bersama sang pria hanya lah siang dan sejuta kebebasannya. Sementara itu, sang malam berhasil mengalahkan emosinya dan menjadi iblis bersayap putih. Malam kembali, ia kembali kepada siang. Namun yang membuat tercengang, sang pria mencari kiamat. Siang tersenyum kepada malam dan berkata, "Teman kita bertambah lagi." Mimpi pun berakhir.
          
          Barusan skli terjadii bis bubu siang nih guys.
          

pikiblender

          
          
          
          Parameter Rasa
          
          "Dia adalah langit, sedangkan aku tak bersayap. Dia adalah cahaya, sedangkan aku buta," asumsi batinku. Indahnya hanya dipandang, silaunya tak menerpa. Tak apa Tuan, itu bukan masalah besar. Aku lebih takut jika berada di dekatmu, engkau akan penging karena debaran ultrasonik sang jantung. Sungguh Tuan, tidak apa. Biarkan engkau bersama terang dan aku tenggelam di kegelapan agar kita bersebelahan. Sebatas itu pun cukup, Tuan. Aku tahu diri.
          
          Based on true story haha ..

pikiblender

@ errserlim  tak apa udh makan biskuat
Reply

errserlim

@ pikiblender  nyesekk kali lah bund
Reply