pureungompangi

Pagi tadi,ikut aksi demonstrasi. Hendak ikut menyuarakan desakan dan kekecewaan terhadap setumpuk undang-undang patriarki,dan undang-undang tak logis lainnya. Disana, bertemu dan berbaur dengan berbagai macam orang. Ada yang berteriak sampai menangis terisak, ada yang sibuk foto sana sini, ada yang celingak-celinguk kebingungan. Banyak sekali. Atributnya pun unik nan eye-catching. Ada yang bawa keranda, bawa HVS A3 dengan coretan yg ditulis penuh amarah, dan lain-lain. Semuanya begitu seru dan begitu mencipta rasa buncah, wah ternyata kita solid. Sampai ada petugas yang tiada angin tiada hujan lempar gas, lempar plastik isi batu, teriak, dan berpose siap tembak ke arah kita yang masih asik meneriaki gedung putih tinggi nan sepi penghuni.
          	Kemudian, sebuah plastik isi batu sebesar kepalan tangan memukul keras bahu kiriku, memar. Syukurnya tak ada darah. Setelah itu temanku memaksaku kembali, kemudian aku pergi dengan sejuta khawatir di telinga kanan dan kiri.
          	Harapanku cuma, aksi penuh asa ini digubris baik oleh aparat yang kini buta dan tuli itu dan teman-teman pejuangku selamat dan pulang tanpa luka lebar nan mencipta ringis iba penontonnya.
          	
          	— dari aku, Demonstran 24 September.

pureungompangi

Pagi tadi,ikut aksi demonstrasi. Hendak ikut menyuarakan desakan dan kekecewaan terhadap setumpuk undang-undang patriarki,dan undang-undang tak logis lainnya. Disana, bertemu dan berbaur dengan berbagai macam orang. Ada yang berteriak sampai menangis terisak, ada yang sibuk foto sana sini, ada yang celingak-celinguk kebingungan. Banyak sekali. Atributnya pun unik nan eye-catching. Ada yang bawa keranda, bawa HVS A3 dengan coretan yg ditulis penuh amarah, dan lain-lain. Semuanya begitu seru dan begitu mencipta rasa buncah, wah ternyata kita solid. Sampai ada petugas yang tiada angin tiada hujan lempar gas, lempar plastik isi batu, teriak, dan berpose siap tembak ke arah kita yang masih asik meneriaki gedung putih tinggi nan sepi penghuni.
          Kemudian, sebuah plastik isi batu sebesar kepalan tangan memukul keras bahu kiriku, memar. Syukurnya tak ada darah. Setelah itu temanku memaksaku kembali, kemudian aku pergi dengan sejuta khawatir di telinga kanan dan kiri.
          Harapanku cuma, aksi penuh asa ini digubris baik oleh aparat yang kini buta dan tuli itu dan teman-teman pejuangku selamat dan pulang tanpa luka lebar nan mencipta ringis iba penontonnya.
          
          — dari aku, Demonstran 24 September.

pureungompangi

kaget aku liat notif '@yojime mulai mengikuti anda'. kdjdhdjdkkshdksjs MAKASYII ㅠㅠ

pureungompangi

@pureungompangi makasiiii kaa T^T. masih tahap revisi nih chapter 2 nya ehehe
Reply

yojime

Wekekekk lanjut dun suicide hotlinenya :”))) gw suka banget
Reply

sugachim003

https://my.w.tt/fCDGV53U8W
          
          Numpang promosi kakak. Yang suka cerita YOONMIN bisa mampir lah. Siapa tau suka. 
          Jangan lupa beri vote dan komentar nya ya.
          Terima kasih atas waktu yang kalian luangkan untuk membaca cerita ini

sugachim003

@pureungompangi makasih :) iya akan semangat lagi X) . Makasih udah mampir kecerita ku ^^
Reply

pureungompangi

@sugachim003 aku sukaa!! semangat terus nulisnyaa ♥
Reply

Buluuuuhhhh

          
          Iris mataku membelalak ketika membaca surat perjanjian yang di berikan suamiku kala itu.
          
          Perjanjian aneh.
          
          Dimana aku dan dia menikah hanya dalam sebuah buku pernikahan.
          
          Bukan dalam kehidupan asli.
          
          "Tidak ada larangan untukmu Jung Hyemin,berpacaran saja jika kamu mau."Kim Taehyung.
          
          "Aku tidak akan marah jika kamu dekat dengan laki-laki lain.Tetapi,jangan pernah larang aku untuk dekat dengan wanita lain."
          
          "Karena pernikahan kita,hanya dalam buku pernikahan saja."
          
          My bad husband-kim Taehyung
          
          https://my.w.tt/RCZvpBs98P
          
          
          Rank #1 on kissing